SUMBARKITA.ID — Pemerintah dinilai kontradiktif dalam penanganan Covid-19, terutama dengan kebijakan cuti bersama yang dilakukan pekan ini. Padahal dengan adanya libur panjang, masyarakat terdorong untuk berpergian sehingga dapat meningkatkan penularan.
“Kita sudah melihat liburan panjang dua kali meningkatkan kasus pada 10 provinsi dan akhirnya mengutus Pak Luhut untuk mengatasinya. Ini bukan hanya liburan panjang, tetapi ada Maulid nabi sehingga banyak potensial karena ada himpunan,” kata Epidiomolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/10/2020).
Jika masyarakat bergerak ke suatu wilayah kalau mereka tidak patuh pada protokol kesehatan maka potensi penularan dimungkinkan terjadi. Dia menyayangkan libur panjang kali ini merupakan pilihan pemerintah dengan cuti bersama.
Hal ini merupakan upaya mendorong perekonomian untuk mengatasi dampak pandemi, padahal untuk mencegah penularan kegiatan masyarakat harus dibatasi. Inilah yang menurut Pandu, merupakan kontradiksi antara pemulihan ekonomi dengan penanganan pandemi Covid-19. Apalagi banyak diskon dan paket-paket perjalanan yang disediakan untuk menarik orang berpergian.
Pandu mengatakan Indonesia belum melewati gelombang pertama, dengan tren yang masih terus meningkat. Jika tidak ada perubahan hingga akhir tahun, maka kondisi ini bisa berlanjut hingga tahun depan.
“Tapi kegiatan ekonomi penduduk boleh tapi harus dibarengi dengan risiko penularan dan pemerintah harus memperkuat protokol kesehatan dan 3T (Test, Trace, Treat). Dua kombinasi itu kita bisa menekan penularan, tapi keduanya kan tidak terjadi,” kata Pandu dilansir cnbcindonesia. (ag/sk)