Sementara itu, Mawar mengatakan awal tinggal di sana, ia tidak merasa curiga kepada pelaku karena diperlakukan seperti anak sendiri dan dijanjikan untuk mendapatkan pekerjaan.
Namun, pada Kamis (7/11/2024) sekitar pukul 22.30 WIB, kata Mawar, istri pelaku memintanya untuk mengobati dan memijat pelaku, yang sedang sakit di kamar.
“Sekitar pukul 22.00 WIB, aku masih duduk di ruang tamu, ibu bilang, ‘Tolong bantu obat bapakmulah’. Aku kaget dan bertanya, ‘Obat apa, Bu?’ Ibu bilang, ‘Bantu obat bapakmu. Dia butuh perawan katanya’. ‘Kok jadi aku, buk?’ jawabku. Karena aku terus membantah dan tidak mau, ibu pergi ke belakang (dapur) mengambil minuman seperti air putih dan aku dipaksa untuk minum air itu,” tutur korban.
Setelah ia dipaksa minum air itu, kata Mawar, istri pelaku memintanya untuk membantu pelaku lagi untuk berobat.
“Setelah minum air itu, aku menurut saja apa yang disuruh ibu,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Mawar, setelah masuk kamar, ia sadar bahwa istri pelaku membuka baju dan menyuruh Mawar membuka baju, kemudian pelaku membuka baju. Mawar mengaku bahwa ia patuh terhadap semua permintaa istri pelaku.
“Ibu selalu minta minum air itu pada malam hari saja. Sudah tiga kali aku dikasih minum air itu,” ucapnya.
Mawar mengungkapkan bahwa setelah dicabuli, ia ditinggal begitu saja di kamar. Ia diantarkan ke rumah orang tuanya keesokan hari oleh pelaku dan istri pelaku. Setelah berada di rumah, Mawar merasa tidak bisa berbicara dan mengungkapkan kejadian yang dialaminya kepada orang lain, termasuk kepada orang tuanya.