Oleh : Shilva Lioni
Bahasa merupakan hal unik dan indah yang pernah tercipta. Selain memiliki berbagai fungsi yang kompleks bagi kehidupan manusia, lebih jauh bahasa juga mengajari sebuah hal besar yang hadir jauh dibaliknya, jika seandainya kita mampu melihat dan merasakan serta memahami kehadirannya secara lebih dalam, seperti bagaimana ia mampu bekerja untuk menghubungkan antar manusia sebagai sebuah alat komunikasi.
Hadirnya sebuah bentuk bahasa baik itu berupa kata, frasa, dan kalimat tidak terlepas dari kehadiran sebuah konsep dibaliknya. Dengan kata lain, kita dapat mengatakan sebuah kata tercipta dengan membawa konsep dibaliknya.
Bentuk bahasa dan konsep adalah dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dan lainnya. Lantas kemudian yang jadi pertanyaannya adalah bagaimana bisa dua orang dengan latar belakang berbeda seperti berbeda negara dan bahasa ibu dapat memahami sebuah hal sebagai hal yang sama di beberapa konsep dasar kehidupan?
Seperti pada analogi berikut, yakni peristiwa ketika banyak orang melihat warna merah sebagai sebuah makna penekanan atau perhatian. Adanya kesamaan yang lahir dalam memahami kehadiran warna merah tersebut pada dasarnya terletak pada rasa yakni sense dan logika yang kita miliki sebagai manusia.
Demikian juga halnya saat berhitung, semua manusia di muka bumi akan bersepakat memahami setiap benda yang dihitung pertama kali sebagai satu, dan benda berikutnya sebagai dua, dan seterusnya. Begitu juga saat merasakan rasa asin, manis, dan sebagainya. Setiap orang akan sepakat memahami konsep rasa asin itu seperti apa, manis itu seperti apa, dan sebagainya.
Adanya satu rasa dan cara bekerja logika yang sama terhadap sebuah konsep tersebutlah yang kemudian pada dasarnya menjadi penghubung antar manusia satu dengan lainnya agar lebih mudah memahami sehingga kita bisa berkomunikasi antar satu sama lainnya, memahami antar satu dan lainnya.
Rasa atau sense serta logika adalah sebuah perangkat bawaan yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah dari sang Maha Pencipta. Melalui rasa dan logika yang terhubung dengan cara kerja yang sama tersebutlah kemudian manusia dapat menciptakan kesepakatan makna.
Lebih lanjut bukan sekedar hal sederhana, melalui hal ini juga lebih jauh kita dapat melihat dan menelusuri bagaimana perangkat-perangkat ini tercipta sebagai anugerah dari sang Maha Pencipta tidak terlepas dari fungsi untuk mengenalkan wajahNya yakni sebagai Tuhan yang Maha Esa. Kemudian, dari hal ini juga kita dapat belajar mengenal dan memahami konsep ilmu tauhid dalam kehidupan karena logikanya jika ada banyak Tuhan tentu akan berbeda pula cara dan bentuk rasa dan logika yang hadir dalam diri setiap manusia sehingga tentu segala macam bentuk kesepakatan adalah hal yang mustahil untuk digapai di atas muka bumi ini.
Dalam ilmu bahasa, cara berpikir logika yang universal dan adanya kesamaan sense antar bahasa ini dikenal sebagai metalanguage. Metalanguage adalah kajian yang membahas bahasa yakni mengurai bahasa melalui bahasa yakni rasa dan logika. Dalam kajian ilmu bahasa, metalanguage dibahas lebih lanjut dalam kajian makna atau yang disebut sebagai Natural Semantics Metalanguage.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Anna Wierzbicka. Pendekatan Natural Semantic Metalanguage didasarkan pada bukti bahwa ada inti kecil dari makna dasar dan universal, yang dikenal sebagai bilangan prima semantik yang dileksikalkan (baik sebagai kata atau ekspresi linguistik lainnya) di sebagian besar (mungkin semua) bahasa di dunia. Uniknya inti kecil ini lah yang kemudian menjadi bukti bahwasanya ada penghubung universal dan dasar dalam kehidupan ini.
Sungguh sangat luar biasa bukan cara Tuhan yang Maha Esa menunjukkan wajahNya bahkan melalui ilmu pengetahuan yang ada. Sebagaimana Albert Einstein pernah berkata, “Science without Faith is blind, Faith without science is lame” atau dengan kata lain ada kaitan erat tak terpisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama, dan kita butuh salah satu dari keduanya untuk memahami yang satunya lagi. Semoga bermanfaat!
Penulis adalah Dosen Program Studi Sastra Inggris Universitas Andalas