SUMBARKITA.ID — Permasalahan tanah membuat Sekolah Dasar Negeri (SDN) 22 Pasaman di Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) ditutup. Beberapa tanaman juga ditanam lokasi sekolah tersebut. Tak hanya itu, akses jalan menuju sekolah juga diblokade.
Akibat kondisi ini proses belajar mengajar terpaksa dilakukan secara daring.
Penutupan sekolah itu karena tuntutan dari salah seorang masyarakat yakni Hatta Nasution yang menyatakan bahwa tanah tersebut adalah tanah milik keluarganya yang dipakai oleh sekolah atau Pemerintah Daerah.
“Awal pendirian sekolah ini pada tahun 1982 silam dimana ada tokoh adat yang meminta agar tanah ini dipakai untuk lokasi sekolah, akan tetapi belum ada penyerahan. Bahkan diwaktu itu juga dijanjikan bahwa akan ada perwakilan dari keluarga kami yang akan diangkat menjadi penjaga sekolah atau PNS, namun sampai saat ini hal itu tidak terealisasi,” kata Hendri selaku ahli waris keluarga Hatta Nasution saat ditemui di kediamannya, Sabtu (28/1/2023) kemarin.
Atas dasar itulah, sebut Hendri, pihak keluarga menuntut kembali tanah yang terpakai oleh sekolah.
“Ada sekitar 22×35 meter persegi tanah yang terpakai untuk bangunan dan lapangan sekolah dan 50 X 1,5 meter juga terpakai untuk akses jalan. Namun saat ini dari hasil musyawarah dengan pemerintah daerah sudah ada beberapa kesepakatan,” sebut Hendri.
Baca Juga: Mobil Tabrak Gerobak Dagangan di Depan SDN 37 Anduring Padang, Begini Kata Polisi
Kesepakatan yang disebut Hendri diantaranya adalah sekolah akan dibuka kembali namun semua tanaman yang ada tidak boleh diganggu dan tidak boleh ada pembangunan serta tidak boleh dilakukan rapat komite di sekolah sebelum adanya penyelesaian yang jelas.
“Pemerintah sudah menanggapi hal ini dan sudah dilakukan pengukuran untuk menentukan batas sekolah dan tanah keluarga yang terpakai oleh pihak BPN dan nantinya akan dicari jalan penyelesaiannya,” lanjutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pasaman Barat, Agusli melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sofyandri Piliang menyebutkan bahwa sejak seminggu yang lalu siswa-siswi SDN 22 Pasaman terpaksa belajar daring dari rumah masing-masing.
“Sebenarnya hari Jumat kemarin mereka sudah masuk sekolah seperti biasa, akan tetapi kepala sekolahnya meninggal dunia pada hari Kamisnya. Sehingga kemungkinan baru besok mereka akan kembali belajar tatap muka kembali,” ucapnya singkat. ***