SUMBARKITA – Bagi raga yang lelah, pulang ke rumah menjadi tujuan utama untuk melepas segala penat.
Lalu bagaimana bagi mereka yang tidak mempunyai rumah, atau bagaimana pula rasanya jika rumah dikuasai orang lain?
Perasaian itu kini tengah melanda keluarga Tabuik Pasa Pariaman yaitu Tuo Tabuik Pasa dan Anak Tabuik Pasa.
Rumah Tabuik Pasa yang semulanya dibangun untuk Tuo Tabuik dan Anak Tabuik Pasa kini telah dihuni oleh “orang lain”. Sakit, memang.
Selama prosesi Tabuik berlangsung, rumah dengan tiga pintu besar itu lebih sering tertutup. Ada terali besinya. Tiap-tiap pintu terpasang gembok berwarna silver.
Rumah Tabuik Pasa terkunci dari luar. Siapakah penghuni rumah itu sekarang?
Menyoal pertanyaan itu, Sumbarkita menemui Tuo Tabuik Pasa bernama Zulbakri.
Beliau merupakan Tuo Tabuik Pasa generasi ke lima.
Baca Juga : Menelisik Peristiwa Berdarah di Balik Sejarah Tugu Tabuik, Kampuang Cino
Zulbakri atau yang kerap disapa Mak Etek mengatakan bahwa Rumah Tabuik Pasa tentu dibangun untuk kegiatan Tuo Tabuik dan Anak Tabuik pada dasarnya.
“Di rumah itu kami bersama-sama membicarakan berbagai hal. Rumah tempat kami bermusyawarah. Tempat kami mempersiapkan segala hal untuk membuat Tabuik, namun itu dulu,” ungkap Mak Etek pada Sumbarkita.
Beberapa musim belakangan, kata Mak Etek,diam-diam Rumah Tabuik itu sudah dihuni oleh “orang lain”.
Perkataan Mak Etek tersebut adapula benarnya. Penelusuran Sumbarkita, bahwa di Rumah Tabuik Pasa terlihat berbagai macam peralatan yang lebih tidak ada kaitanya dengan Tabuik.