SUMBARKITA – Konon kabarnya, pada pertengahan tahun 1944 pernah terjadi peristiwa berdarah di Simpang Tugu Tabuik, Kota Pariaman, yang dikenal dengan insiden “Kansas”.
Untuk diketahui, Kansas sendiri berarti Kanso terbuat dari seng tebal jenis logam. Pada saat itu alat tersebut yang digunakan untuk merengut nyawa di Simpang Tabuik itu.
Salah satu Tuo Tabuik Subarang yang sekaligus seorang jurnalis senior bernama Nasrun Jon membeberkan pada Sumbarkita
“Peristiwa itu terjadi sebelum penjajahan Jepang hengkang dari bumi Pariaman (Piaman). Tepatnya di Simpang Kampuang Cino atau Simpang Tabuik sekarang ini beberapa orang Tionghoa dieksekusi. Mayatnya dipertontonkan di simpang itu,” ungkap Nasrun Jon Tuo Tabuik Subarang itu, Selasa (9/8/2022).
Baca Juga : Acara Tabuik Basalisiah Ketiga Mendadak Dibatalkan, Warga Pariaman Kecewa
Lebih lanjut dikatakannya, alasan eksekusi yang dilakukan oleh pribumi terhadap tiga orang keturunan Thiongha (China) itu.
“Berawal dari tertangkapnya beberapa orang pejuang pribumi oleh tentara Jepang. Pejuang ini ditangkap di beberapa tempat persembunyian yang diyakini tidak bakal diketahui oleh tentara Jepang,” ungkap Wartawan Senior itu.
Pada saat itu, lanjutnya, pejuang pribumi merasa curiga lantaran tempat persembunyian yang tidak bakal ditembus tentara Jepang begitu mudah diketahui.
“Kala itu, beberapa pejuang kita ditangkap satu persatu. Mereka yang ditangkap dieksekusi oleh penjajah Jepang,” sebut Nasrun Jon.
Baca Juga : Tentang 7 Agustus, Alasan Pembakaran Loji Dijadikan Hari Jadi Padang
Karena situasi canggung itu, para pejuang Piaman yang belum tertangkap mengatur strategi taktik (Stratak).
Mereka berupaya memecahkan rahasia sebab bocornya tempat persembunyiaan tersebut.
“Nah oleh pejuang kita, dijadikanlah anak-anak sebagai mata-mata. Mereka disuruh bermain ditempat-tempat tentara Jepang singgah, seperti kedai yang sering dijadikan tempat istirahat oleh tentara Jepang,” ulas Nasrun Jon.
Kemudian singkat cerita, kata Nasrun Jon, diketahuilah bahwa ada orang China yang selama ini menjadi mata-mata Jepang. “Mereka ini (China) yang menjadi mata-mata Jepang itu, merupakan pelanggan tetap kedai,” jelas Nasrun Jon.