Sumbarkita – Puluhan masyarakat mengatasnamakan keluarga korban pengeroyokan mendatangi Polsek Kinali, Kabupaten Pasaman Barat. Mereka mempertanyakan penyelidikan kasus pengeroyokkan yang dinilai lamban dan tidak transparan, Sabtu, (8/3).
Sebelumnya, seorang warga bernama Hahmad (38) jadi korban pengeroyokan sejumlah massa pada Rabu sore (19/2) di halaman kantor Wali Nagari Tandikek, Kecamatan Kinali. Korban dituduh maling buah sawit milik warga setempat.
Aksi puluhan masyarakat ini, didampingi langsung oleh pengacara korban. Meski kasus tersebut sudah dilimpahkan perkaranya ke Polres Pasaman Barat.
“Kami mempertanyakan pengusutan kasus pengeroyokkan terhadap klien kami Hahmad, kami curiga kenapa penanganan kasusnya lambat. Apa karena melibatkan dua oknum polisi penanganan jadi lambat? Kami minta keadilan,” kata Fardi Winaldi.
Dalam orasi yang berlangsung sekitar 90 menit tersebut, Fardi mendesak Kapolres Pasaman Barat, melalui Kapolsek Kinali untuk mengusut kasus penganiayaan tersebut, secara transparan, dan segera menangkap pelaku penganiayaan yang dilakukan sekitar 8 orang.
Dia juga mengungkapkan, akibat pengeroyokan tersebut telah mengakibatkan korban mengalami luka berat dibagian wajah dan rusuk retak.
“Negara kita negara hukum, kenapa pelaku penganiayaan yang cukup jelas pelakunya dan videonya viral medsos, kok penanganan kasusnya cukup lama. Padahal kejadian sudah 19 Feruari 2025 lalu, sekarang sudah 8 Maret, belum naik juga ke penyidikkan, ada apa ini,” kata Fardi mempertanyakan.
Fardi menegaskan, jika proses perkara tetap berjalan lambat, maka tidak tertutup kemungkinan massa akan datang lebih banyak ke Polres Pasaman Barat mempertanyakan penyidikan kasus itu.