Sumbarkita – Safardi (40), warga Kelurahan Limau Manis Selatan, Kecamatan Pauh, Kota Padang, berhasil menciptakan alat yang mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar.
Meski hanya tamatan SMA, Safardi kini tengah mengembangkan prototipe kedua berkapasitas lebih besar guna menjawab persoalan sampah di Kota Padang.
Safardi menjelaskan bahwa alat temuannya ini menggunakan prinsip Pirolisator. Alat ini bekerja dengan memanaskan sampah plastik dalam tabung tertutup hingga menghasilkan uap. Uap tersebut kemudian dikondensasi menjadi cairan yang menyerupai bensin.
“Alat yang sekarang masih skala rumah tangga, bisa olah 5 kilogram sampah plastik per hari. Sudah cukup untuk kebutuhan saya sehari-hari,” kata Safardi saat diwawancarai Sumbarkita, Senin (12/5/2025).
Meski hasilnya belum sepenuhnya jernih, Safardi menyebut daya bakarnya menyerupai bensin. Namun, residu dari prosesnya masih tinggi sehingga belum aman digunakan untuk kendaraan bermotor.
Pirolisator ini dibuat Safardi berdasarkan pengalamannya di dunia perbengkelan dan minatnya terhadap teknologi pengolahan limbah. Ia juga sebelumnya memproduksi alat penyulingan minyak atsiri. Menurutnya, teknologi pirolisis memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibanding penyulingan minyak atsiri.
“Minyak dari sampah ini bisa bertingkat dari minyak tanah, solar, sampai bensin,” tuturnya.
Saat ini, Safardi sedang mengembangkan prototipe kedua di bengkel miliknya, CV Asliko, yang juga berlokasi di Limau Manis Selatan. Kapasitas prototipe baru ini ditargetkan mampu mengolah 50 kilogram sampah plastik per hari.
Inovasi yang ia usung bukan hanya mengolah plastik, tetapi juga memanfaatkan jenis sampah lainnya. Sampah organik seperti buah-buahan akan diolah menjadi bioetanol, sementara daun dan kayu dimanfaatkan sebagai bahan bakar pemanas dalam proses pirolisis.