AGAM, SUMBARKITA – Pembudidaya ikan asal Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Afif berhasil membuktikan keterbatasan sumber air tidak jadi penghalang untuk mengembangkan usahanya.
Terbatasnya ketersediaan air disiasati dengan memelihara komoditi ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan berupa labyrinth, diverticula, atau arborescent. Beberapa jenis ikan yang memiliki alat pernafasan tambahan ini antara lain ikan gurami, gabus dan lele.
Selain memelihara komoditi ikan yang sesuai, minimnya sumber air juga disiasati Afif dengan memodifikasi teknologi budidaya.
Afif menggunakan teknologi bioflok atau teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
Selain itu, Afif juga menggunakan teknologi Recyrculating Aquaculture Sistem (RAS) yang dapat memanfaatkan kembali air lama layaknya air yang baru.
Ia juga menggunakan kincir air untuk menyuplai oksigen, sehingga pemakaian air dapat dibatasi jumlah penggunaannya.
Di tanah seluas 2.000 meter persegi, Afif memelihara ikan gurami yang telah dilakoninya selama tiga tahun belakangan.
Hasilnya, menurut Afif, cukup memuaskan. Harga ikan gurami relatif lebih tinggi dibanding ikan nila, ikan emas atau lele.