Sumbarkita – Debat calon Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan menyoroti isu krusial penurunan angka stunting di Solsel. Khairunas, Bupati petahana yang kembali mencalonkan diri, menyampaikan klaim bahwa program peningkatan gizi selama tiga tahun terakhir telah berhasil menurunkan angka stunting di Solok Selatan dari 31 persen menjadi 14 persen.
Namun, klaim ini mendapat tanggapan kritis dari pasangan calon (paslon) nomor 02, Armen Syahjohan dan Boy Iswarmen. Paslon 02 itu mempertanyakan keakuratan data dan menyebut bahwa permasalahan kemiskinan di Solok Selatan turut mempengaruhi tingginya angka stunting.
Dalam pemaparannya, Khairunas menyebutkan bahwa data penurunan angka stunting di Solok Selatan ini merupakan hasil evaluasi pemerintah provinsi Sumatera Barat dan BPS, yang menempatkan Solok Selatan sebagai daerah dengan angka stunting terendah di provinsi tersebut.
“Awal kami menjabat, angka stunting di Solok Selatan mencapai 31 persen. Berkat asupan gizi yang kami berikan selama tiga tahun ini, Solok Selatan kini berada di angka 14 persen menurut evaluasi Provinsi Sumatera Barat. Kami berupaya agar di tahun 2025 angka ini bisa turun hingga satu digit,” kata Khairunas.
Ia menjelaskan bahwa upaya penanganan stunting ini melibatkan pemberian gizi kepada balita, anak-anak, hingga orang tua, bekerja sama dengan OPD terkait, Forkopimda, serta perusahaan-perusahaan di daerah tersebut. Menurut Khairunas, peran masyarakat yang lebih mampu juga diharapkan untuk mendukung program peningkatan gizi ini.
Menanggapi klaim tersebut, calon bupati nomor urut 02, Armen Syahjohan mengkritik bahwa data penurunan angka stunting yang disampaikan Khairunas tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Armen menyebut bahwa berdasarkan data pusat, stunting di Solok Selatan masih berada di tingkat yang mengkhawatirkan.