Ia menuding bahwa selama kepemimpinan Khairunas, belum ada langkah nyata yang signifikan untuk menangani masalah stunting ini.
“Data pusat menunjukkan angka stunting di Solok Selatan masih berada di ambang batas mengkhawatirkan. Ini berarti saudara Khairunas dan Yulian Efi belum mampu menangani masalah ini. Apa langkah konkret ke depannya untuk mengatasi stunting jika terpilih kembali?” ujar Armen.
Boy Iswarmen, pasangan Armen dalam Pilkada kali ini, menambahkan bahwa tingginya angka stunting tak lepas dari persoalan kemiskinan di Solok Selatan. Menurutnya, kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan adalah penyebab utama masalah kesehatan seperti stunting di daerah tersebut.
Menanggapi kritik dari paslon 02, Khairunas menekankan bahwa data yang ia sampaikan telah diverifikasi oleh BPS, Kementerian Kesehatan, serta Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Ia menyoroti bahwa paslon 02 perlu lebih memahami data yang valid sebelum mengeluarkan pernyataan.
“Data yang kami sebutkan ini berasal dari provinsi, bukan hasil klaim sepihak. Pak Armen dan Pak Boy mungkin perlu lebih berdamai dengan realita dan memahami data yang ada. Stunting itu masalah gizi, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi. Jadi, sebagai pemimpin, kita perlu fokus pada solusi, bukan hanya kritik tanpa dasar,” ujar Khairunas.
Cabup paslon 01 Yulian Efi, menegaskan bahwa angka stunting terbaru di wilayah tersebut berada pada 14,1 persen, bukan 31 persen. Ia mengklaim bahwa hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam upaya penurunan angka stunting di wilayah Solok Selatan.