Sumbarkita — Warga Korong Lubuak Napa, Nagari Batua Kalang, Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman, dikejutkan dengan kemunculan bunga bangkai raksasa yang mekar di pekarangan salah satu warga. Tanaman langka yang memiliki nama latin Amorphophallus titanum itu ditemukan dalam kondisi mekar sempurna pada Kamis (24/4) sore dengan tinggi dua meter.
Bunga bangkai tersebut diketahui warga secara tidak sengaja ketika salah seorang warga mencium bau menyengat seperti bau bangkai saat pulang dari sawah. Setelah ditelusuri, ternyata sumber bau berasal dari bunga raksasa yang tumbuh di tepi jalan.
“Saat itu saya pulang dari sawah dan mencium bau bangkai. Setelah diamati, ternyata tampak bunga tersebut sudah besar, setinggi dua meter,” ujar Yul, warga yang pertama kali mengetahui keberadaan bunga tersebut.
Yul mengatakan bahwa bukan pertama kali bunga bangkai tumbuh di lokasi tersebut. Sekitar enam bulan lalu, katanya, bunga itu muncul di tempat yang sama walaupun kemudian mati.
“Pekarangan itu sudah saya bersihkan. Tapi, memang di sekitar situ sebelumnya juga pernah tumbuh bunga bangkai. Nah, kemarin sore, banyak lalat yang hinggap ke bunga itu dan tiba-tiba bunga mekar,” tutur Yul.
Pantauan Sumbarkita di lokasi, sejak kabar mekar bunga bangkai itu tersebar, warga mulai berdatangan untuk menyaksikan fenomena alam yang jarang terjadi itu. Banyak orang yang penasaran ingin melihat langsung bentuk dan aroma khas bunga tersebut, yang dikenal mengeluarkan bau menyengat menyerupai bangkai untuk menarik perhatian serangga penyerbuk.
Bau khas bunga bangkai mulai tercium kuat di sekitar lokasi sejak sore hari, menandakan fase mekar bunga sedang berlangsung. Biasanya, fase itu hanya berlangsung dalam waktu singkat, sekitar satu hingga dua hari sebelum bunga kembali kuncup dan akhirnya layu.
Bunga bangkai merupakan salah satu tanaman endemik Indonesia yang tergolong langka dan dilindungi. Kemunculannya di alam terbuka, terutama di luar kawasan konservasi, menjadi peristiwa menarik sekaligus penting bagi pelestarian keanekaragaman hayati.
Warga berharap pihak terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup atau Balai Konservasi Sumber Daya Alam dapat segera turun tangan untuk meninjau dan melindungi keberadaan bunga tersebut.