“Kami juga merealisasikan bantuan jamban sehat untuk masyarakat kurang mampu sebanyak 12 unit dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 2 unit dengan biaya sekitar Rp62.132.000,” ucapnya lagi.
Tak hanya itu, Pemerintah Nagari Koto VIII Pelangai, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pessel, juga menganggarkan program ketahanan pangan sekitar Rp157.707.147 yang meliputi budidaya bawang merah, pisang gepok, dan ternak ayam kampung.
“Bawang merah dan pisang gepok ini kami berdayakan masyarakat untuk mengelola dan memeliharanya bersama kelompok. Sementara ternak ayam, kami serahkan kepada masyarakat sebanyak 700 ekor dan dibagikan kepada 20 keluarga penerima manfaat (KPM). Masing-masing mereka mendapatkan 35 ekor ayam ditambah pakan dan obat-obatan,” kata Safridul.
Selain itu, pihaknya juga menganggarkan sejumlah pelatihan para kader di Nagari Koto VIII Pelangai, yakni kader Posyandu, Nagari Siaga, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Keluarga Berencana (KB).
Termasuk pelatihan operator nagari yang meliputi operator Sistem Keuangan Dana Desa (Siskeudes), Sistem Pengelolaan Aset Desa (Sipades), Sustainable Development Goals (SDGs), Program Desa Kelurahan (Prodeskel), dan operator e-Human Development Worker (e-HDW) yang menelan biaya sekitar Rp42.476.400.
“Dalam pelatihan kader ini, kami mengundang sejumlah narasumber seperti Kepala Puskesmas Balaiselasa, Kepala BKKBN Kecamatan Ranah Pesisir, Pendamping Desa (PD), dan Koordinator Kabupaten Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para kader sehingga mereka nantinya menjadi ahli di bidangnya masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2023 Pemerintah Nagari Koto VIII Pelangai menganggarkan Rp115.200.000 untuk 32 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) perbulannya. Mereka masing-masing KPM menerima Rp300.000. Keluarga penerima BLT ini adalah mereka yang sakit menahun dan miskin ekstrim.