Sumbarkita – Jaringan resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dilaporkan diretas hacker. Akibatnya, 204 juta data pemilih diduga bocor dan diperjual belikan di internet.
Menurut lembaga CISSREC, dalam peretasan itu, data KPU dibagikan oleh akun anonim bernama Jimbo.
Terdapat lebih dari 200 juta yang dijual Jimbo. Akun itu menjualnya dengan harga US$74 ribu atau sekitar Rp 1,2 miliar.
Data tersebut dijual sebesar 2 Bitcoin dengan memuat 252 juta data orang, lengkap dengan NIK, nomor KK, nomor KTP, nama, TPS, e-KTP, jenis kelamin serta tanggal lahir.
Terkait hal itu, pihak Komisioner KPU angkat bicara terkait kabar situs resminya dibobol hacker.
Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan sudah mendapat informasi terkait adanya peretas yang diduga menjual lebih dari 200 juta data masyarakat dari KPU tersebut.
Kini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan lembaga lain untuk melakukan pemeriksaan.
“Sekarang lagi kita minta bantuan dari satgas cyber, sekarang bekerja BSSN, BIN, dia menaungi Mabes (Polri)” ujar Betty kepada awak media, Selasa (29/11).