Lebih lanjut, dia mengungkapkan, jasad 53 kru KRI Nanggala juga diduga berada di bagian pressure hull kapal selam. Karena itu, pencarian pressure hull KRI Nanggala-402 terus dilakukan.
“Lalu tadi disampaikan, apakah personelnya di sana? Dengan tak ditemukannya personel pengawak, maka mungkin akan ada di sana. Di mana? Mungkin di badan tekan. Tapi kami belum tahu sampai di mana posisinya,” kata Iwan.
Dalam operasi itu, Kapal Tan Suo Er Hao sudah berhasil mengangkat dua unit liferaft. Liferaft merupakan alat yang digunakan jika kapal mengalami kondisi kedaruratan.
Kapal bantuan dari China itu juga sebelumnya sudah berupaya mengangkat anjungan. Namun, anjungan tersebut tidak berhasil diangkat karena sling yang digunakan putus. Berat anjungan itu kemungkinan lebih dari 20 ton.
“Hari pertama pengangkatan setelah pasang-pasang, semua sudah oke, dipasang putus, slingnya tidak mampu, dengan perkiraan selisih yang dipasang tersebut. Mereka memperkirakan mampu mengangkat 18 ton ternyata putus. Sehingga mengapa mereka mengkalkulasi ulang tidak mungkin kalau beratnya 18 ton jadi lebih mungkin lebih dari 20 ton jadi mengapa saat ini mereka masih berusaha untuk memasang sling-sling yang ada dengan penambahan sling yang ada,” ujar dia dilansir Detikcom. (*/sk)