Sumbarkita – Sumatera Barat (Sumbar) terkenal dengan berbagai tradisi unik yang masih terjaga sampai sekarang, salah satunya tradisi manggaro di Solok. Terkenal dengan salah satu daerah penghasil beras yang berkualitas membuat tradisi ini tetap bertahan sampai sekarang.
Apa Itu Tradisi Manggaro?
Manggaro merupakan kegiatan yang dilakukan oleh petani saat padi mulai berbuah atau tabik dalam bahasa Minang hingga menjelang panen. Periode tabik adalah waktu yang rawan karena biasanya burung-burung akan menyerang bulir padi untuk mencari makanan.
Kalau tidak dijaga, petani akan gagal panen. Sehingga, para petani harus mencari cara kreatif untuk mengusir burung-burung ini.
Alat-alat yang digunakan dalam manggaro biasanya berupa benda yang bisa menghasilkan bunyi, misalnya tali yang dipasang mellintang di atas sawah dengan tambahan benda-benda kecil yang mengeluarkan suara atau disebut tali oyak-oyak.
Selain itu, bisa juga menggunakan orang-orangan sawah atau pupuik, sebuah alat tiup yang terbuat dari batang padi. Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh petani di Kota Solok.
Pupuik memiliki corong di bagian ujung yang terbuat dari daun kelapa. Ketika ditiup, bunyi yang dihasilkan tidak itu-itu saja, tapi bertingkat dan berirama karena corong sesekali ditiup dengan telapak tangan.