AK menceritakan bahwa sopir mobil tersebut terus mengendarai mobil dengan kencang meski di kap depan mobil ada DMM. Teman AK, H, lalu menyalakan sepeda motornya dan membonceng AK untuk mengejar mobil. Mobil melaju dengan gerakan zig zag. Setelah mobil melaju sejauh 840 meter, DMM terjatuh dari mobil, sedangkan mobil itu terus melaju.
“Saya melihat DMM terduduk. Karena tampaknya dia baik-baik saja, kami mengejar mobil itu untuk memotret plat nomor polisinya. Baru di Salido (satu kilometer lebih dari Rawang) kami berhasil memotret plat nomor polisi mobil itu, lalu mengirimkannya kepada anggota Polres Pesisir Selatan. Setelah itu, kami kembali ke Rawang untuk melihat DMM,” ucapnya.
Setibanya di lokasi tempat DMM terjatuh, AK melihat sudah banyak orang yang mengerumuni DMM. Ia melihat DMM nyaris tak sadarkan diri. Ia lalu menyetop truk pengangkut pasir yang melewati tempat itu, kemudian membawa DMM ke RSUD M. Zein, Painan, dengan menaikkannya ke bangku depan truk.
“Di rumah sakit, DMM sempat koma dua jam. Kepala belakangnya bengkak dan hidungnya mengeluarkan darah. Menjelang jam 00.00, DMM telah tiada,” katanya.
AK dan teman-teman DMM meminta kepada penegak hukum untuk menghukum terduga penabrak DMM dengan hukuman yang berat.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP Muhammad Yogi Biantoro, mengatakan bahwa pihaknya menangkap sopir mobil Brio putih itu, RD (27), di Nagari Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan, pada Rabu (12/2) pukul 00.05 WIB. (HA)