SUMBARKITA.ID — Mhereye Fhitriananda, istri Deki Susanto korban yang ditembak oleh anggota polisi hingga akhirnya meninggal dunia pada Rabu (27/1) di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), menjalani pemeriksaan kurang lebih lima jam di Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumbar, Selasa (2/2/2020).
Selain Mhereye, dua keponakan Deki Susanto juga menjalani pemeriksaan di Polda Sumbar. .
Setelah diperiksa Mhereye langsung mendatangi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) daerah Sumbar, Selasa (2/2/2021). Kedatangannya didampingi tim Penasehat Hukum (PH).
Mhereye mengaku menjalani pemeriksaan selama itu dengan menjawab 20 pertanyaan. Ia mengaku saat kejadian itu berada di lokasi dan sempat merekam video usai penembakan. Video itu sempat beredar di media sosial
Diakuinya, video itu direkamnya atas kesadaran dan dilakukan secara spontan. Karena dia sadar, kalau suaminya meninggal karena dibunuh.
“Awalnya, saya bersama keluarga sedang berkumpul di dalam rumah. Sedangkan suami sehabis makan di dapur,” katanya.
Dilanjutkannya, saat sedang berkumpul dengan keluarga, kata dia, tiba-tiba datang sekitar sepuluh orang anggota kepolisian tidak berpakaian dinas. Kemudian, masuk ke dalam rumah dan langsung menangkap suaminya.
“Aksi penembakan itu terjadi setelah suami saya selesai makan. Sadar bahwa suami saya dibunuh, cepat saya rekam,” katanya.
Mherie juga mengaku bahwa pascapenembakan itu, dua buah pisau hilang dari dalam dapur. Namun, dia tidak mengetahui apakah diambil oleh anggota kepolisian atau tidak.
“Yang jelas, suami saya tidak ada melakukan perlawanan seperti yang diberitakan. Apalagi sampai melukai polsisi yang melakukan penangkapan,” tutupnya. (ag/sk)