Sumbarkita – Sebanyak 11 ternak sapi yang berada dalam satu kandang di Kota Pariaman mengalami gejala penyakit mulut dan kuku (PMK). Hal itu terjadi diduga pasca Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman membeli dua ekor sapi asal Medan di Pasar Ternak Sungai Sariak beberapa hari yang lalu.
Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Marini Jamal menyampaikan awalnya ternak yang mengalami gejala PMK dua ekor sapi, kemudian menyasar ke ternak lainnya sehingga mencapai jumlah 11 ekor.
Ia mengungkapkan saat ini peternak telah memberikan obat tradisional peningkat imun terhadap 11 ekor sapi tersebut. Selain itu, petugas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga memberikan obat demam dan vitamin.
“Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada Balai Veteriner Bukittinggi untuk memeriksa dengan mengambil sampel orovaring dan darah. Hasilnya menunggu beberapa hari,” ungkapnya yang dikutip melalui Antara Sumbar pada Senin (13/1).
Meskipun pihaknya belum menerima hasil pemeriksaan. Namun, dari pemeriksaan dokter hewan di OPD ditemukan sejumlah ciri-ciri ternak terjangkit PMK mulai dari di dalam mulut hingga luka lecet di lutut.
Saat ini, kata Marini, pihaknya terus memberikan obat tradisional karena berdasarkan pengalaman peternak pada PMK sebelumnya, pemberian obat tradisional dapat membantu mengatasai penyakit tersebut.
“Kami juga memberikan disinfektan guna membantu peternak membersihkan kandang ternak. Selanjutnya, peternak juga mencacah makanan ternak tersebut sebelum diberikan agar muda dicerna. Kemudian, secara rutin membersihkan kandang,” ujarnya.
Menurutnya, PMK pada ternak terjadi akibat sapi asal luar daerah yang dibeli karena pada 2024, Pariaman bebas dari penyakit PMK.
“Bukan berarti tidak ada tetapi sudah ditangani. Namun untuk kasus sekarang peternak melapor karena satu kandang yang terdampak,” pungkasnya.