5. Lubang Tambang Mbah Soero
Salah satu atraksi wisata yang unik adalah Lubang Tambang Mbah Soero, bekas terowongan tambang yang kini dijadikan museum sejarah pertambangan. Wisatawan bisa merasakan suasana saat para pekerja tambang zaman dahulu menambang batubara di dalamnya.
6. “Orang Rantai” di Sawahlunto
Pada masa kolonial, Belanda menggunakan narapidana dari berbagai wilayah di Indonesia sebagai pekerja tambang paksa, yang dikenal sebagai “Orang Rantai”. Mereka diikat dengan rantai besi sebagai hukuman dan dipaksa bekerja di tambang batubara.
7. Arsitektur Khas Kolonial Belanda
Kota ini masih memiliki banyak bangunan peninggalan zaman kolonial yang indah dan terawat, seperti Gedung Kementerian Keuangan, Stasiun Kereta Api Sawahlunto, serta Museum Goedang Ransoem yang dulunya merupakan dapur umum bagi para pekerja tambang.
8. Museum Goedang Ransoem
Museum ini adalah dapur besar yang dulu digunakan untuk memasak makanan bagi para pekerja tambang dan narapidana. Sekarang, gedung ini menjadi museum yang menampilkan alat-alat memasak dan sejarah kuliner Sawahlunto pada masa penjajahan.
9. Kota Tua dengan Perpaduan Modern dan Sejarah
Sawahlunto kini menggabungkan pesona sejarahnya dengan perkembangan modern. Kota ini tetap mempertahankan nuansa kota tua dengan banyak bangunan bersejarah, tetapi juga berkembang menjadi kota wisata yang menawarkan keindahan alam dan budaya lokal.
10. Festival dan Tradisi Lokal
Sawahlunto juga terkenal dengan festival budaya lokal, seperti Sawahlunto International Music Festival (SIMFest) yang menampilkan berbagai musik lokal dan internasional. Kota ini juga merayakan berbagai tradisi Minangkabau seperti randai (drama tradisional).
Sawahlunto, dengan sejarah pertambangannya yang kaya dan warisan budayanya yang unik, menjadikannya destinasi wisata menarik di Sumatera Barat yang penuh nilai sejarah dan keindahan budaya.