Selain itu, kata Beebah, masyarakat juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang ekologi dan perilaku harimau terutama agar mereka lebih toleran terhadap kehadiran satwa ini.
“Upaya-upaya ini ada pada tingkat pemerintah daerah, tidak cukup hanya BKSDA,” kata dia.
Seperti diberitakan Sumbarkita.id sebelumnya, hewan peliharaan warga Agam diterkam binatang buas yang diduga harimau. Peristiwa itu terjadi di Puncak Kabun, Jorong Baringin, Nagari Cingkariang, Kecamatan Banuhampu.
Kapolsek Banuhampu, AKP Yulandi Rusadi mengatakan informasi diperoleh setelah warga atas nama Roni Saputra (28) kehilangan dua ekor anjing dan ditemukan mati dengan luka gigitan yang menganga lebar, Jumat (14/10).
Di lokasi penemuan bangkai anjing, Roni Saputra juga menemukan beberapa jejak kaki mirip jejak kaki harimau dengan ukuran yang berbeda-beda.
Personel kepolisian dan Bhabinkamtibmas telah melakukan pengecekan ke lokasi. Menurut Yulandi Rusadi ada dua ekor harimau yang masuk ke perkebunan warga di Lereng Gunung Singgalang.
Dugaan itu diperkuat dengan informasi dua hari lalu mengenai hilangnya lima ekor ternak jenis anjing dan sapi milik masyarakat Jorong Caruak yang masih berada di lereng Gunung Singgalang
Ia meminta warga dan petani yang beraktivitas di lereng Gunung Singgalang yang meliputi kawasan Nagari Pakan Sinayan, Nagari Sungai Tanang, Nagari Batagak, Nagari Padang Laweh dan Nagari Cingkariang untuk menghentikan kegiatan di kebun untuk sementara waktu.
“Warga diminta agar terus waspada dengan bahaya adanya harimau liar yang berkeliaran di kebun milik warga,” kata Yulandi, Sabtu (15/10/2022).
Khusus bagi masyarakat di sekitar Puncak Kabun juga diminta agar tidak nekad pergi ke ladang apalagi seorang diri.
“Kalau kurang 10 orang maka untuk sementara waktu tidak dulu pergi ke kebunnya sampai situasi sudah dirasa aman,” ucap dia.
Editor: RF Asril