Pertama, ia meminta polisi untuk fokus menelusuri lingkaran sosial korban yang terbatas.
“Nia bekerja sebagai penjual gorengan dan komunitas sosialnya tidak terlalu luas, sehingga lebih mudah mengidentifikasi orang yang sering bertemu dan mengenal rutinitas korban,” paparnya.
Ia juga menduga tersangka adalah orang yang dekat atau kenal dengan korban, sehingga dapat dipersempit menjadi satu atau dua orang yang patut dicurigai.
Adrianus juga menyarankan agar polisi melakukan penyekatan wilayah untuk mempersempit ruang gerak tersangka yang diduga memanfaatkan pengetahuan tentang medan lokasi kejadian untuk melarikan diri.
“Polisi bisa menggelar operasi untuk memperkecil wilayah pelarian tersangka. Pelan-pelan begitu, tersangka dapat ketahuan,” ujarnya.
Selain itu, Adrianus menyarankan polisi untuk mendekati keluarga tersangka, yang diharapkan dapat membantu membujuk tersangka untuk menyerahkan diri.
“Keluarga pelaku bisa membantu mengupayakan agar pelaku menyerahkan diri,” ujar Adrianus.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Sumbar, Kombes Dwi Sulistyawan mengaku pihaknya masih kesulitan untuk menangkap. Hal ini karena si pelaku diduga sangat mengenal medan pelarian.
“Ya, kita memang memiliki kendala untuk bisa mengamankan terduga pelaku itu. Terduga pelaku sangat mengenal medan di sini (Kayu Tanam). Jadi dia bisa dengan mudah melarikan diri, sementara personil kita belum mengenal medan,” kata Dwi kepada wartawan, Sabtu (14/9).