Yota menegaskan, pernyataan Roberia soal makar tersebut harus diluruskan. Dia bilang bahwa publik baik itu petani, nelayan, para penggiat pariwisata, pelaku UMKM, ninik mamak, bundo kandung, ASN, dan seluruh elemen masyarakat harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“Saya harus bicara, agar semua tahu bagaimana yang sebenarnya. Masa iya puluhan ASN dibilang berkhianat kepada negara, masa ASN yang mengabdi menjadi mesin dalam pemerintahan dibilang makar? Itu semua tidak seperti yang disebut oleh Pj Wali Kota Roberia,” tegasnya.
Sisi lain, Yota Balad menduga Roberia ada kepentingan memenangkan calon tertentu dalam Pilkada Kota Pariaman. Banyak alasan menjadi dasar dugaan tersebut.
“Memang ada dugaan saya seperti itu. Banyak sekali yang saya temui, mulai dari penunjukan istri dari salah satu calon kandidat Wali Kota Pariaman menjadi tim pansel jabatan tinggi pratama maupun kegiatan yang didanai oleh APBD yang diikuti oleh salah satu calon,” katanya.
Yota Balad juga menyebut adanya dugaan pembiaran dari Pj Wali Kota Pariaman terhadap salah satu calon selama ini.
“Seperti pembukaan acara HKTI, dan calon tersebut menghadiri acara kunjungan kerja para kepala desa,” ujar Yota Balad sambil menunjukkan bukti video.
Maju Pilkada sebagai Ihktiar Realisasikan Keluhan Warga
Yota Balad blak-blakan perihal motivasi dirinya maju sebagai calon wali kota di Pilkada Kota Pariaman. Yota mengatakan hal itu didasari banyaknya keluhan warga kepada dirinya. Keluhan itu datang dari nelayan, petani, pelaku UMKM, dan elemen lainnya termasuk ASN.
Berbagai keluhan tersebut, kata Yota, telah disampaikan baik kepada wali kota sebelumnya maupun pj wali kota. Namun banyak aspirasi dan keluhan warga yang tak terealisasi.