Sebelumnya, Rektor UIN Bukittinggi Ridha Ahida telah menyampaikan penyesalan dan permohonan maaf atas insiden itu.
“Kejadian ini kami sadari tentu telah mengganggu nama baik Bapak Gubernur dan UIN Bukittinggi di mata masyarakat. Untuk itu, kami unsur pimpinan dan seluruh Civitas Akademika UIN Bukittinggi menyampaikan penyesalan mendalam dan permohonan maaf atas kejadian tersebut yang sama sekali tidak diharapkan,” demikian Ridha Ahida menyampaikan pernyataan melalui keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
UIN Bukittinggi juga menyampaikan permohonan maaf kepada segenap masyarakat Sumatera Barat sembari menyebut sejatinya peristiwa ini tidak terjadi apalagi di dunia kampus.
UIN Bukittinggi lantas meminta semua pihak untuk tidak membelokkan dan melebarkan kejadian ke persoalan lain yang tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan.
“Yang dapat merusak dan mencederai hubungan baik dengan Pemerintah Daerah yang sudah terjalin baik selama ini dan mencederai reputasi dunia pendidikan kita,” sebutnya.
Pimpinan UIN Bukittinggi menjelaskan bahwa kehadiran Gubernur Sumbar atas undangan resmi Rektor UIN Bukittinggi disambut sangat antusias dan penuh riang-gembira.
“Ini ditunjukkan dengan tepuk tangan dan lambaian aneka atribut mahasiswa sambil diiringi oleh musik sampai beliau menempati kursi yang sudah disiapkan oleh panitia berserta unsur pimpinan UIN Bukittinggi. Namun pada saat acara yang diperuntukkan untuk Mahasiswa Baru tiba-tiba digunakan oleh beberapa oknum yang mengatasnamakan Dewan Mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi,” terang rektor mengurai kronologi kejadian.
“Penyampaian aspirasi tersebut dengan mengunakan mikrofon yang diambil dari meja MC. Aspirasi yang disampaikan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan tema dan materi serta topik yang disampaikan oleh narasumber atau juga materi PBAK secara umum,” sambungnya.
UIN Bukittinggi juga membantah bahwa Gubernur Mahyeldi diusir oleh mahasiswa sebagaimana diberitakan oleh berbagai media.
Dijelaskan, saat mahasiswa yang menyampaikan aspirasi diamankan dan dibawa keluar oleh pihak panitia dan sekuriti bersamaan juga dengan masuknya waktu salat Ashar.
“Unsur pimpinan dan rombongan Bapak Gubernur sambil bersalaman hangat dengan peserta PBAK yang berasal dari berbagai daerah dan juga dari luar Sumatera Barat menuju Masjid Ulul Albab Kampus UIN Bukittinggi,” terangnya.
“Unsur pimpinan UIN Bukittinggi berserta pihak terkait telah mengambil langkah-langkah tindakan sesuai ketentuan kepada oknum mahasiswa tersebut. Kami berkomitmen kuat dan juga tentu kita semua berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi,” pungkasnya. ***