Budi sendiri awalnya tidak menyangka penggelapan tersebut dilakukan oleh Ana. Di matanya, Ana seorang pekerja keras yang jujur. Dimana ia mulai bekerja di CV Max-Indo sebagai Cleaning Service di tahun 2010. Karena melihat ada potensi dan kegigihan dalam dirinya, akhirnya Ana dipercaya menjadi kepala salah satu divisi di tahun 2014.
Sejak itulah Ana dipercaya untuk bertanggung jawab membuat laporan service, mengontrol tim service yang terdiri dari beberapa teknisi dan CS, hingga memperoleh akses khusus berupa ID dan Pasword untuk melakukan perubahan data service.
Namun kepercayaan ini disalahgunakan oleh Ana. Karena memiliki akses khusus tersebut ia dengan gampang merubah data perusahaan dan meraup keuntungan pribadi.
“Cara Ana melakukan penggelapan uang perusahaan yakni dengan cara mengubah data service yang ada di CV. Max-Indo dengan membatalkan data dan mengubah nominal service,” jelas Budi.
“Cara pertama yaitu dengan membatalkan data service seolah-olah ada pembatalan padahal tidak,” sambungnya.