SUMBARKITA.ID – Ketua RT yang menjadi lokasi dugaan pelecehan seksual Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifarm) Padang, Gazali angkat bicara. Ia membenarkan adanya laporan terkait kasus tersebut di salah satu WC Mushalla dekat kampus Stifarm Padang, hanya saja menyayangkan keputusan kampus dan Bem Stifarm yang terlalu cepat menyampaikan persoalan ini ke publik dan pihak berwajib.
Dari informasi yang diperoleh Gazali, terduga pelaku memang disuruh membantu membersihkan toilet mushalla, dan pelaku meletakkan HP-nya di ventilasi. Sesudah membersihkan WC, terduga pelaku lupa mengambil HP tersebut dan pergi.
“Terduga pelaku memang disuruh untuk membersihkan toilet. Ia meletakkan HP di ventilasi. Setelah selesai, ia pulang dan lupa mengambil HP. Dirumah ia sadar HP tertinggal dan kembali lagi ke mushalla. Sesampai disana, HP sudah hilang,” ucap Gazali kepada SUMBARKITA.ID, Minggu (3/7/2022) malam dikediamannya.
Kemudian terduga pelaku mengecek CCTV dan ternyata ada 3 mahasiswi yang mengambil dan memasukkan ke dalam tas. Atas kejadian tersebut, salah satu oknum membuat informasi terkait kehilangan hp yang berisi “jika tidak ada yang mengembalikan dalam 5 hari, video cctv akan tersebar”. Namun nyatanya hp ini sudah sampai ke Polresta Padang.
Gazali merasa bahwa pihak kampus terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dengan langsung menyampaikan informasi ini ke publik dan pihak berwajib.
“Saya RT disini, sementara musholla dekat sini, apa salahnya hp tersebut diberikan dulu kepada saya, kita lihat terlebih dahulu, maka kita bisa menganalisa apakah benar seperti yang dikatakan. Kenapa harus langsung di laporkan ke Polresta, saya perangkat dibawah. Jika benar terbukti, baru kita lakukan pemanggilan dan kita laporkan ke pihak berwajib,” katanya.
Ketua RT mengatakan hingga saat ini belum melihat bagaimana hasil dari rekaman video tersebut karena hp masih ditangan pihak Polresta.
“Saya saja belum melihat videonya, hp masih ditangan pihak Polresta,” tuturnya.
Lanjutnya, ketua RT mengatakan bahwa pihak kampus sudah datang menemuinya untuk mediasi. Pihak kampus meminta agar ketua RT mengambil tindakan terhadap kasus pelecehan tersebut.
“Sejumlah mahasiswa perwakilan dari BEM STIFARM sudah datang kesini kemarin, saya sudah mengatakan kalau bisa kasus ini diselesaikan secara baik-baik. Namun mereka meminta agar masyarakat dan mahasiswa dikumpulkan untuk membahas ini. Tanpa adanya bukti yang jelas bagaimana kami bisa mengambil tindakan,” ucapnya.
“Setelah datang ke saya, pihak STIFARM malah membuat pernyataan melalui sosial medianya,” lanjutnya.
Ketua RT mengatakan untuk langkah selanjutnya pihak RT dan pihak kampus akan melakukan langkah mediasi dengan korban dan terduga pelaku, kemudian akan disaksikan oleh pihak keluarga dan petinggi kampus.
“Langkah selanjutnya kami akan kembali lakukan mediasi bersama korban dan terduga pelaku, nanti akan disaksikan langsung oleh pihak keluarga dan petinggi kampus. Rencananya akan dilakukan Senin sore (4/7/2022). Karena kami menunggu kedatangan petinggi kampus dulu dari Jakarta, bagaimana hasilnya nanti akan kami infokan lebih lanjut,” tutupnya. (*)
Pewarta : Fajar Alfaridho Herman
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha