SUMBARKITA.ID — Baru-baru ini, warga Sumatera Barat (Sumbar) dihebohkan dengan kasus seorang perantau asal Kabupaten Pesisir Selatan (pessel) tewas dibunuh oleh suaminya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Perantau perempuan tersebut merupakan warga Kampung Lubuak Sariak, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang.
Sekretaris Wilayah Perkumpulan Keluarga Pesisir Selatan (PKPS) Provinsi Sumatera Barat, Hamdanus, menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa yang menimpa perantau asal Pesisir Selatan tersebut. Ia mengajak para perantau yang ada di Kalimantan agar mengawal proses hukumnya hingga tuntas.
“Innalilahi wa innailaihi raji’un, kami turut berduka atas peristiwa yang menimpa saudara kami di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kami selaku organisasi perantau, siap menjembatani pihak keluarga dalam pengusutan kasus ini. Kami bakal berkoordinasi dengan organisasi perantau Sumatera Barat yang berada di Kalimantan untuk mendampingi proses hukumnya,” ujar Hamdanus, Rabu (19/7/2023).
Terkait peristiwa yang terjadi, Hamdanus menuturkan bahwa persoalan ekonomi adalah hal utama yang menjadi pemicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun demikian, ia menyarankan agar setiap masyarakat bisa menghadapi setiap persoalan dengan keimanan dan ketaqwaan.
“Ya, hampir tidak ada keluarga yang tidak dilanda persoalan dakam kehidupan berumah tangga. Selain persoalan anak, masalah ekonomi juga menjadi pemicunya. Hal ini tidak hanya terjadi di perantauan saja, bahkan di kampung halaman juga banyak. Namun bagaimana cara kita menyikapinya, ya itu tadi dengan keimanan dan ketaqwaan,” katanya.
Sebelumnya, Kapolsek Lengayang, Iptu Gusmanto melalui Bhabinkamtibmas Kambang Utara, Aipda Aptrio Naldo mengatakan, korban bernama Asmalinda (48) asal Kampung Lubuak Sariak, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang.
“Informasi yang kami terima dari pihak keluarga, korban ini ditikam dari belakang oleh suaminya menggunakan pisau dapur. Insiden ini diketahui oleh tetangga dekat rumah korban, karena setelah melakukan aksinya, suami korban berkata kepada tetangga bahwa dia siap bertengkar dengan istrinya. Setelah itu ia pun langsung menyerahkan diri ke pihak kepolisian setempat,” kata Aipda Aptrio didampingi Kepala Kampung Lubuak Sariak, Defri Mudani saat mengunjungi kediaman pihak keluarga korban, Senin (17/7/2023).
Disebutkan, pertengkaran yang diduga persoalan anak tersebut terjadi pada Minggu (16/7/2023) sehabis Magrib.
“Korban meninggal dunia di rumah sakit terdekat karena banyak mengeluarkan darah,” sambungnya.
Ia menambahkan, jenazah korban dimakamkan di kampung halamannya di Kampung Lubuak Sariak. ***