Sumbarkita – Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dinilai sebagai salah satu cara satu cara untuk mengatasi permasalahan sosial di Sumatara Barat (Sumbar). Hal itu disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah.
Menurut Mahyeldi, jika falsafah ABS-SBK diimplementasikan secara maksimal maka bisa mengatasi permasalahan sosial di Sumbar. Ia mengatakan Pemerintah Provinsi (Sumbar) sangat memperhatikan dalam mendorong penerapan ABS-SBK di dalam kehidupan bernagari.
“Kita melihat, masih kurang penerapan falsafah ini dalam banagari dan balimbago, sehingga masalah sosial seperti kenakalan remaja masih sering terjadi,” katanya yang dikutip melalui Antara Sumbar pada Sabtu (28/12).
Ia mengungkapkan hal itu menjasi perhatian khusus. Terlebih, kata dia, saat ini telah diberlakukan Undang-Undang (UU) Nomor 17 tentang Sumatera Barat, yang menegaskan bahwa salah satu karakteristik Sumbar ialah menganut falsafah Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dalam keseharian.
“Oleh karena itu, upaya-upaya penerapan dan pengimplementasian ABS-SBK dalam kehidupan akan terus kita dorong. Pemprov Sumbar akan melakukan berbagai cara dan program agar ABS-SBK betul-betul mendarah daging dalam keseharian warga Sumbar,” ungkapnya.
Tahun ini, tiga nagari di Sumbar mendapatkan penghargaan karena dinilai telah menerapkan atau mengimplementasikan ABS-SBK dengan sangat baik. Adapun tiga nagari itu yakni:
- Nagari Terbaik 1 Nagari Sarilamak Kabupaten Lima Puluh Kota
- Nagari Terbaik II, Nagari Sungai Kunyit Kabupaten Solok Selatan
- Nagari Terbaik III, Nagari Jaho Kabupaten Tanah Datar.
Mahyeldi mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada nagari-nagari dengan penilaian terbaik dalam penerapan ABS-SBK tahun 2024, yang diperoleh melalui penilaian oleh Dinas Kebudayaan Sumbar.