SUMBARKITA.ID – 28 desan dan nagari di Sumbar masih berada pada status tertinggal pada tahun 2022. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak terkait melakukan intervensi agar pada tahun 2023 mendatang tak ada lagi desa atau nagari yang menyandang status serupa.
Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Sumbar, Devi Kurnia mengatakan 28 nagari dan desa tertinggal di Sumbar itu tersebar di Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan jumlah 11 desa, diikuti Kabupaten Solok sebanyak 6 nagari. Lalu, Kabupaten Pesisir Selatan, Dharmasraya, dam Padang Pariaman masing-masing sebanyak 2 nagari. Kemudian Limapuluh Kota dan Pasaman masing-masing 1 nagari.
“Rata-rata nagari atau desa tertinggal itu pada umumnya diakibatkan oleh tidak terpenuhinya indikator sarana kesehatan dan tenaga medis yang tidak ada atau kurang memadai,” kata Devi dalam Rapat Koordinasi Data Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Sumbar di salah satu hotel di Padang, Kamis (10/11/2022).
“Kemudian jarak tempuh sarana pendidikan dari pusat desa/nagari yang jauh, jumlah pusat pelatihan atau kursus tidak tersedia, ruang terbuka untuk publik tidak tersedia, sarana air bersih kurang memadai, jalan tidak bisa dilalui kendaraan bermotor roda empat dan termasuk rawan terhadap bencana,” imbuh Devi.
Berdasarkan indikator-indikator itu, Devi berharap semua OPD di Pemprov maupun di kabupaten kota di Sumbar dapat mempedomani data IDM sebagai dasar dalam perencanaan program dan kegiatan. Gubernur, kata dia, menargetkan pada tahun 2023 mendatang tidak ada lagi desa atau nagari di Sumbar yang masuk ke dalam kategori tertinggal.
“Saya tegaskan agar kita semua mendayagunakan data IDM sebagai basis data perencanaan pembangunan di desa/nagari, khususnya dalam rangka Intervensi Program dan Kegiatan Tahun 2023, untuk memenuhi indikator yang belum terpenuhi dalam data IDM ini sesuai dengan kewenangan masing-masing yang difokuskan pada 28 Nagari Tertinggal yang ada di Sumbar,” sebut Devi.
Di sisi lain, sambung Devi, masih berdasarkan IDM yang merupakan indeks komposit yang diukur dari tiga dimensi yaitu Indeks Ketahanan Sosial (IKS), Indeks Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL), jumlah desa maju di Sumbar juga meningkat setiap tahun. Tahun 2022, desa dengan status maju menjadi 458 buah, naik dari tahun sebelumnya 399. Begitu juga status Desa Mandiri tahun 2022 berjumlah 132 desa/nagari, dimana tahun 2021 hanya 76 desa/nagari.
“Ini menunjukkan bahwa lonjakan perkembangan desa/nagari itu adalah buah dari pelaksanaan pembangunan sebagai dampak dari penyaluran Dana Desa. Melalui Dana Desa juga telah meningkatkan kesempatan bagi desa/nagari untuk menumbuhkembangkan inovasi dan potensi lokal, sesuai dengan kultur dan kebutuhan riil masyarakat yang ada.
Editor: RF Asril