SUMBARKITA.ID — Staf Ahli Kementerian Komunikasi, Profesor Henry Subiakto diduga menyindir Majelis Ulama Indonesia (MUI) usai salah satu anggotanya ditangkap terkait dugaan aktivitas terorisme.
Melalui akun Twitter-nya, @henrysubiakto mengunggah tangkapan layar sebuah pemberitaaan yang berjudul,’ MUI: Suda Waktunya Densus 88 Dibubarkan’. Berita tersebut dimuat oleh salah satu media daring tertanggal 30 Maret 2015.
Henry Subiakto kemudian menulis keterangan unggahan tersebut. Dia mengatakan bahwa suatu kecenderungan yang umumnya terjadi adalah para penjahat tidak menyukai aparat kepolisian. Dia bahkan menyindir MUI sebagai teroris yang tidak menyukai Densus 88.
“Ini kecenderungan umum. Maling tidak suka dengan penjaga keamanan. Penjahat tidak suka dengan polisi. Kuruptor tidak suka dengan KPK. Musuh negara tidak suka dengan tentara. Teroris tidak suka pada Densus 88,” tulisnya dalam keterangan unggahan itu, dikutip Kamis (18/11/2021).
Sejumlah netizen ikut menanggapi cuitan Henry Subiakto tersebut. Termasuk akun twitter milik aktivis gerakan koperasi, Ferry Koto. Dia menilai, Henry Subiakto seorang profesor yang tidak bijak.
Ferry Koto menjelaskan, yang inginkan Densus 88 dibubarkan adalah sikap pribadi almarhum Ustad Tengku Zulkarnain, bukan atas nama lembaga MUI.
“Prof, tak bijak. Situasi seperti ini kok memframming. Intelektual mestinya menenangkan bukan memprovokasi. Pertama, berita itu missleading. Itu pernyataan alm Ust Tengku. Bukan sikap resmi MUI. Kedua, Ketum MUI saat ini KH M Akhyar yang juga Rais Aam PBNU. Hati-hati berstatemen,” ucap Ferry Koto di Twitter-nya @ferrykoto.