Sumbarkita – Puluhan petani keramba jaring apung di Danau Maninjau, Kabupaten Agam mengalami kerugian mencapai Rp1,87 miliar akibat sebanyak 75 ton ikan mati akibat cuaca buruk beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira. Ia merincikan 75 ton ikan itu tersebar di Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah dan Lubuak Kandang Nagari atau Desa Bayua sekitar 25 ton milik 12 petani pada Senin (13/1). Kemudian di Jorong Muko Jalan dan Pantas Nagari Tanjung Sani sekitar 50 ton pada Sabtu (19/1).
“Data ini didapat dari pendataan yang dilakukan oleh penyuluh perikanan lapangan dari petani keramba jaring apung,” katanya yang dikutip melalui Antara Sumbar pada Selasa (21/1).
Ia menyebutkan harga ikan tingkat petani Rp25 ribu per kilogram. Namun karena peristiw ini, ikan tidak bisa dimanfaatkan petani.
Saat ini, kata dia, bangkai ikan mati telah dikubur oleh petani Bayua di lahan sekitar dan bangkai di Tanjung Sani sebagian diberikan untuk pakan ikan.
Ia mengimbau agar para petani tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau karena dapat mencemar air danau.
“Kita telah mengingatkan petani agar tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau,” katanya.