PADANG, SUMBARKITA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok melaksanakan Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 di Gunung Talang pada Rabu, 17 Agustus 2022 lalu.
Upacara di ketinggian 2.957 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu diikuti 10.500 peserta yang terdiri dari unsur Forkopimda, ASN, pegawai Pemkab dan masyarakat Solok serta peserta dari daerah lain di Sumbar.
Meskipun kegiatan itu terbilang cukup sukses, namun seorang warganet yang mengaku sebagai pegawai honorer di Pemkab Solok membagikan cerita berbeda setelah mengikuti kegiatan yang diinisiasi Bupati Solok Epyardi Asda itu.
“Namaku Mawar, bukan skandal pelacuran online, tapi honorer di kabupaten tercinta ini. Sedang terbaring di rumah setelah tadi sore selesai turun gunung,” katanya seperti yang dikutip dari unggahan akun Instagram @rizkyulilamri, Sabtu (20/8/2022).
Ia membeberkan soal surat perintah dari Pemkab yang mewajibkan pegawai dari lembaga, instansi, dan institusi di Kabupaten Solok untuk ikut upacara kemerdekaan di Gunung Talang.
Padahal menurutnya, tak semua pegawai atau ASN mampu mendaki gunung. Bukan hanya tak siap secara fisik, tapi juga banyak yang tidak memiliki perlengkapan pendakian yang cukup dan proper.
“Mulut mereka tertawa, tapi badan kesakitan. Mau gimana lagi? Ikut beli perlengkapan gunung yang aman? Gaji 1 bulan saya aja gak cukup buat itu. Belum lagi cicilan motor belum lunas. Gaji saya kecil di pemerintahan,” lanjutnya.
Ia juga mempertanyakan alasan Bupati Solok menyelenggarakan upacara kemerdekaan di Gunung Talang. Jika itu dilakukan untuk promosi wisata daerah, menurutnya masih banyak objek wisata lain yang potensial untuk digarap dan dikembangkan.