BUKITTINGGI, SUMBARKITA.ID – Seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letda Adm Arif Primayuda Seta Giri yang berdinas di dari kesatuan Angkatan Udara di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan dari pengamen di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Saat Letda Arif makan siang bersama istri dan anaknya berusia 4 tahun di warung nasi Kapau Linda, Dekat Jam Gadang Bukittinggi, ia dimintai uang secara paksa oleh pengamen sekitar.
Kejadian ini menjadi heboh setelah akun instagram @bukittinggiku.ig mengunggah peristiwa ini dan menjadi viral.
Awalnya, pengamen tersebut masuk ke rumah makan Kapau Linda dan bernyanyi. Kemudian saat meminta uang, ia meminta paksa kepada Letda Arif dan istrinya.
“Pengamen datang bersama temannya. Kemudian meminta uang dengan nada yang tidak wajar dan menghadang saya bersama istri dan anak,” tulis dalam akun Instagram @bukittinggiku.ig yang dikutip SUMBARKITA.ID, Selasa (6/9/2022).
Saat dihadang dan diminta uang paksa tersebut, Letda Arif mencoba melindungi istri dan anaknya. Hingga terjadi adu mulut antara kedua belah pihak.
Keributan ini mendapat perhatian dari pemilik rumah makan dan akhirnya ditengahi.
Atas peristiwa ini, Letda Arif melalui akun instagram @bukittinggiku.ig meminta pemerintah Kota Bukittinggi untuk memperhatikan kenyamanan masyarakat dan wisatawan dari ancaman premanisme dan pengamen.
“Tentara diam bukan berarti mati !! MOHON DITINDAKLANJUTI PEMBERANTASAN PEMAKSAAN DAN PREMANISME, KAMI TENTARA DAN KELUARGA BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA ANTI PREMANISME”, tutup keterangan dalam akun tersebut.
Perihal peristiwa ini, Kasat Pol PP Bukittinggi, Efriadi mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan dan meminta keterangan kepada pemilik warung Nasi Kapau Linda.
“Ya, memang ada laporan pengaduan dari masyarakat perihal insiden ini. Anggota saya sudah mendatangi warung nasi Kapau Linda dan meminta keterangan dari pemiliknya,” kata Efriadi kepada SUMBARKITA.ID ketika dikonfirmasi melalui seluler, Selasa (6/9/2022).
Disampaikannya, insiden ini dikarenakan kesalahpahaman antara korban (anggota TNI AU-red) dengan pengamen yang biasa mangkal disekitar Jam Gadang.
“Ada kesalahpahaman antara korban yakni anggota TNI Au tersebut dengan pengamen yang membuat mereka adu mulut. Namun, persoalan ini sudah selesai dan si pengamen sudah meminta maaf,” katanya. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha