Sumbarkita – Ramai di media dugaan kecurangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang diduga ketidaksesuaian data di aplikasi Sirekap dan Formulir C Hasil.
Aksi dugaan terjadinya kecurangan tersebut tersebar melalui media sosial X, sejumlah akun memposting dugaan kecurangan pada Pilpres 2024.
Kecurangan itu terjadi karena kesalahan sistem rekapitulasi suara yang direkam oleh aplikasi Sirekap Pemilu 2024 dari Formulir C Hasil.
Dilansir dari CNBC Indonesia pada Kamis, 15 Februari 2024 cara kerja dari aplikasi Sirekap yakni menggunakan metode gabungan Optical Character Recognition (OCR) dan Optical Mark Recognition (OMR), yakni berdasarkan pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Jadi, sistem tersebut mengenali pola dan tulisan tangan pada Formulir C Hasil kertas fisik, kemudian sistem akan mengubahnya menjadi data numerik secara digital.
Nah, dugaan kecurangan tersebut terjadi karena kesalahan atau error pada proses memasukkan data melalui aplikasi Sirekap, sehingga hasil penghitungan suara secara fisik atau Formulir C Hasil tidak sesuai pada Sirekap.
Adapun sejumlah dugaan kecurangan atau ketidaksesuaian terjadi di sejumlah TPS.
Dilansir dari postingan X akun bernama @sate_embek, terjadi kecurangan di TPS 33, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat. Ia membagikan kecurangan yang terjadi di komplek teman sekolah anaknya.
“Hasil suara 02 itu 62, tetapi di Sirekap bisa gendut jadi 900an,” tulisnya pada postingan vidio.
Dugaan kecurangan juga terjadi di TPS 85 Jakarta Timur yang dibagikan oleh akun x @MuhfadhilDS.
“Paslon 1 yang seharunya 99 suara menjadi 44, Paslon 2 yang seharusnya 58 menjadi 928,” terangnya.
Ada lagi dugaan kecurangan yakni di TPS di Cakung, Pulogebang, Jakarta Timur yang dibagikan oleh akun X @cahy4nto.
“Kecurangan Massiv di Cakung, Pulogebang, Jakarta Timur. Tinput untuk No 02 digelembungkan jumlah suaranya oleh sistem Sirekap KPU,” katanya.
Dugaan kecurangan ini pun ramai diperbincangkan di media sosial khususnya di aplikasi X.
Selain tiga akun X di atas, masih ada sejumlah akun lainnya yang mengungkapkan ketidaksesuaian data hasil Pilpres 2024 itu.