SUMBARKITA.ID – Perang Rusia dan Ukraina terus berkecamuk. Bahkan perang yang dikonsentrasikan di wilayah Donbass (Ukraina Timur-res), semakin menjadi-jadi. Hal ini dibuktikan dengan ratusan korban jiwa jatuh dari kedua belah pihak setiap harinya. Rusia dan Ukraina memiliki alasan kenapa harus mati-matian berjuang di wilayah tersebut.
Rusia memang tengah membantu para separatis di wilayah Donbass untuk memerdekakan diri dan lepas dari wilayah Ukraina. Sedangkan Ukraina tidak ingin sejengkal tanahnya lepas begitu saja untuk kepentingan asing.
Namun seiring perang yang telah berjalan sejak 24 Februari 2022 silam, situasi terus berubah setiap saat. Posisi Ukraina saat ini tengah terjepit karena kalah kekuatan militer oleh Rusia.
Ukraina saat ini tengah berjuang mati-matian mempertahankan Kota Sievierodonetsk. Yang mana kota ini menjadi ujung tombak pertahanan militer Ukraina di wilayah Donbass. Jika kota ini jatuh ke tangan separatis maupun Rusia, dipastikan seluruh wilayah Donbass bakal lepas dari pangkuan Ukraina.
Karena itulah, saat ini militer Ukraina tengah mati-matian untuk mempertahankan Kota ini.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pihaknya akan melakukan segala cara untuk mempertahankan kota Sievierodonetsk. Karena itulah sejak sepekan terakhir, perperangan di kota ini sangat brutal.
“Ini adalah pertempuran yang sangat brutal, sangat sulit, mungkin salah satu yang paling sulit sepanjang perang ini,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pernyataan video, melansir Reuters 9 Juni 2022.
“Sievierodonetsk tetap menjadi episentrum pertemuan di Donbas. Sebagian besar, di situlah nasib Donbas kami diputuskan sekarang,” tambahnya.
Pejuang Ukraina di Sievierodonetsk memang dipukul mundur mundur ke pinggiran kota pada Rabu (8/6/2022) oleh militer Rusia. Namun, mereka telah bersumpah untuk bertempur dan mempertahankan kota Sievierodonetsk selama mungkin.
Sementara, penembakan artileri telah mengubah kota di Provinsi Lugansk Ukraina menjadi gurun yang dibom. Gubernur daerah Lugansk Serhiy Gaidai, mengatakan pusat kota sedang dihancurkan.
“Pejuang kami bertahan di zona industri Sievierodonetsk. Tetapi pertempuran terjadi tidak hanya di zona industri, tetapi juga di kota Sievierodonetsk,” ternag Gaidai kepada televisi Ukraina Rabu malam.
Pasukan Ukraina masih menguasai semua kota kembar kecil Sievierodonetsk Lysychansk di tepi barat Sungai Donets Siverskyi, tetapi pasukan Rusia menghancurkan bangunan tempat tinggal di sana, tukas Gaidai.
Gaidai mengatakan Rusia sekarang menguasai lebih dari 98 persen Lugansk. Adapun Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi situasi di lapangan di kedua kota tersebut.
Terpisah, Duta Besar Kyiv untuk Amerika Serikat mengatakan kepada CNN, pasukan Ukraina kalah jumlah di Lugansk dan Donetsk, yang secara kolektif membentuk Donbas, wilayah yang sebagian besar berbahasa Rusia.
Tapi “seperti yang sudah kita lihat dalam pertempuran untuk Kyiv, kita bisa kehilangan sesuatu untuk sementara. Tentu saja, kita mencoba untuk meminimalkan itu karena kita tahu apa (bisa) terjadi (kapan) Rusia menguasai wilayah, tapi kita akan mendapatkannya kembali,” ujar Duta Besar Oksana Markarova.
Diketahui, angka-angka Perserikatan Bangsa Bangsa menunjukkan lebih dari 7 juta orang telah melintasi perbatasan dari Ukraina, sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari 2022. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha