“Lomba ini diikuti oleh 14 kelompok peserta yang masing-masing terdiri dari dua orang Bundo Kanduang dan satu Puti Bungsu. Selain melestarikan budaya, lomba ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan komunikasi antaranggota masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi nagari lain untuk terus mengadakan kegiatan serupa.
“Budaya seperti ‘Malamang’ ini adalah aset berharga yang harus kita jaga bersama. Semakin sering kita melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti ini, semakin besar kemungkinan tradisi ini bertahan,” ungkap Mildawati.
Lemang merupakan makanan khas Minangkabau yang berbahan dasar beras ketan dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar di atas bara api, menjadi simbol kekayaan budaya yang penuh makna.