Namun, pada Senin (12/5), Kapolres Padang Pariaman kembali berujar bahwa pihaknya akan menangkap pelaku dalam pekan itu. Hingga kini tidak ada tanda-tanda pelaku ditangkap.
Korban kian trauma, bukti kuat sudah ada
Pihak keluarga menegaskan bahwa yang menjadi sumber kekecewaan bukan semata-mata lambannya prosedur, melainkan karena ancaman psikologis yang terus dialami korban. Hal itu diperparah dengan dekatnya rumah pelaku, yaitu di belakang rumah korban.
“Dia makin takut. Sekarang sering mengigau dan ngomong sendiri. Pelaku masih berkeliaran, itu yang bikin dia makin stres,” tutur Samsul prihatin.
Ironisnya, menurut informasi dari keluarga, hasil visum menunjukkan adanya bukti kuat yang seharusnya bisa dijadikan dasar penahanan.
“Kalau bukti sudah ada, visum juga kuat, kenapa belum ditangkap juga? Kami hanya minta pelaku ditahan dan dihukum seadil-adilnya. Jangan sampai korban tambah menderita hanya karena hukum tak berpihak pada yang lemah,” ujarnya.
Keluarga korban kini terus menanti kejelasan. Mereka berharap kejaksaan segera mengambil langkah tegas agar pelaku tidak terus menjadi bayang-bayang trauma bagi korban yang sudah berada dalam kondisi rentan.
“Kami tidak mencari sensasi, kami hanya ingin keadilan buat anak itu. Dia tidak bisa membela diri. Jadi, biarlah hukum yang membelanya,” kata Samsul.