SUMBARKITA.ID — Kabar kemunculan harimau di sekitar pemukiman warga di Solok Selatan direspons dengan cepat oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan pihaknya telah menerjunkan lima orang personel untuk melakukan investigasi lapangan.
“Lima personel tim awal dari BKSDA Sumbar sudah berangkat tadi malam untuk investigasi lapangan di wilayah konflik satwa liar,” kata Ardi, Minggu (26/9/2021).
Menurutnya, tim BKSDA akan melakukan identifikasi baik itu jejak, kotoran dan cakaran harimau.
“Kita juga memasang kamera trap disekitar lokasi,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, setelah mendapatkan data dari kamera yang terpasang dan keterangan warga sekitar, nantinya akan dilakukan analisa keberadaan, termasuk jenis kelamin dan jumlah satwa dilindungi tersebut.
“Tentu nanti akan dilakukan tindakan lanjutan untuk menghindari konflik antara warga dan satwa,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga ekor harimau Sumatra dikabarkan muncul di sekitar kebun dan pemukiman warga di Jorong Sungai Pauh, Nagari Persiapan Balun, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) Kabupaten Solok Selatan.
Kemunculan hewan buas yang dilindungi itu membuat warga resah dan ketakutan. Warga juga takut beraktifitas di kebun.
Camat KPGD, Syahrul Munir mengatakan, kemunculan harimau tersebut sudah terjadi sejak seminggu yang lalu. Menurutnya, sejumlah warga juga sempat melihat Harimau tidak jauh dari pemukiman.
Kondisi itu juga sudah disampaikan oleh pemerintah pada pihak terkait.
“Berdasarkan laporan dan keterangan warga ada 3 ekor harimau yang menampakan diri. Satu induk dan dua ekor anak,” kata Syahrul kepada wartawan, Sabtu (25/9/2021).
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada laporan warga yang kehilangan ternak. Namun, lanjutnya, warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani saat ini takut pergi ke kebun. (af/sk)