SUMBARKITA.ID — Hari ini merupakan Tahun baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah. Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Islam. Bulan ini merupakan bulan yang memiliki banyak kemuliaan. Bahkan, dalam satu riwayat bulan Muharram disebut sebagai bulannya Allah.
Mengutip NU Online, Syekh Jalalauddin As-Suyuthi mengatakan, bahwa kelebihan bulan Muharram terletak pada namanya yang islami dibandingkan nama bulan hijriah lainnyya. Nama bulan Hijriyah selain Muharram merupakan nama bulan yang dipakai pada masa jahiliah.
Sementara bulan Muharram pada era masyarakat jahiliah dinamai bulan Shafar Awwal, sedangkan bulan setelah Muharram disebut bulan Shafar Tsani. Saat Islam datang, Allah menyebut Shafar Awwal dengan bulan Muharram yang dinisbahkan dengan asma-Nya.
Selain itu, di bulan ini juga terdapat puasa sunah yang tingkatannya hanya satu level di bawah puasa Ramadhan saja. Artinya, puasa di bulan Muharram ini sangat dianjurkan. Puasa ini dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
Mengutip laman Gontor, sejarah 1 Muharram tahun baru Islam, awalnya ditandai dengan peristiwa besar berupa peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada 622 Masehi. Hal tersebut menjadikan sebuah penamaan kalender Islam.
Hijrah sendiri diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk ke arah yang lebih baik. Dan, kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu yang baik.
Kaum yang berhijrah (Muhajirin) sungguh-sungguh telah melakukan suatu perjuangan besar. Mereka rela meninggalkan tanah kelahiran, keluarga, harta benda, dan segala kepentingan duniawi lainnya. Perjuangannya adalah membangun ekosistem baru yang lebih kondusif bagi perkembangan Islam. Allah menjanjikan kebaikan yang besar kepada mereka.
Dalam pengertian yang lebih luas, hijrah tidak hanya berkaitan dengan peristiwa historis tertentu, tetapi juga semangat memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda, se- bagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Tidak ada lagi hijrah sesudah pembukaan Kota Mekkah, tetapi yang ada jihad dan niat tulus.