SUMBARKITA.ID — Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Alifah Padang kembali melahirkan tenaga kesehatan profesional di bidangnya usai menggelar wisuda Angkatan XIX Diploma III, Angkatan XVII Sarjana dan Angkatan XIV Program Profesi di Hotel Pangeran Beach Padang, Selasa (22/11/2022).
Pada wisuda kali ini 238 mahasiswa resmi menyandang gelar Ahli Madya dan Sarjana. Mahasiswa yang diwisuda berasal dari program studi DIII Kebidanan sebanyak 24 orang, Profesi Ners 18 orang, S1 Keperawatan 108 orang dan S1 Kesehatan Masyarakat berjumlah 88 orang.
Ketua STIKes Alifah Padang, Dr. Ns. Asmawati, S.Kep., M.Kep, dalam sambutannya mengatakan pelaksanaan wisuda ini bukan hanya seremonial belaka, Namun sekaligus sebagai pengakuan dan keabsahan data alummi di pangkalan data perguruan tinggi.
Asmawati memaparkan, saat ini jumlah alumni STIKes Alifah berjumlah 3.080 orang. Berdasarkan hasil trucer study atau studi pelacakan yang dilakukan STIKes Alifah hampir 90 persen alumni telah bekerja, baik di instansi pemerintahan maupun instansi swasta yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.
Lebih lanjut disampaikannya, STIKes Alifah Padang saat ini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah bidang kesehatan, mitra unit usaha, industri, dan masyarakat yang terdiri dari 17 kerja sama di tingkat lokal, 16 kerja sama di tingkat nasional dan 2 kerja sama di tingkat internasional.
Asmawati berpesan agar para lulusan mengingat bahwa gelar yang telah diperoleh merupakan titik awal untuk menjadi Ahli Madya Kebidanan, Sarjana Keperawatan, Sarjana Kesehatan Masyarakat dan Ners yang profesional.
“Pada hari ini saudara sudah berubah status dari mahasiswa menjadi alumni. Tidak ada jarak di antara kita, jaga almamater di mana pun saudara bertugas nantinya, aplikasikan ilmu saudara untuk kepentingan masyarakat,” pesan Asmawati.
Ia juga menekankan prinsip belajar seumur hidup kepada para wisudawan. Baik belajar secara formal maupun informal, Asmawati mengingatkan setiap lulusan mesti harus mengembangkan pengetahuan dan kemampuan sesuai bidang masing-masing.
“Era revolusi industri 4.0 menuntut kita harus mampu berpacu dan beradaptasi. Saudara dituntut berkepribadian luhur, kerja cerdas, dan mampu bersaing mengikuti perubahan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas Padang, Hj. Fatmi Arma mengatakan, pihaknya senantiasa mendukung program STIKes Alifah dalam segala bidang, baik peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) maupun peningkatan sarana dan prasana kampus.
“Yayasan berkomitmen melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan mendukung dosen meningkatkan pendidikan,” kata Hj Fatmi Arma dalam sambutannya
“Semua bidang studi di STIKes Alifah sudah terakreditasi B dan terakreditasi baik sekali. Pencapaian ini adalah hasil kerja sama kita semua, baik dari dosen, tenaga pendidik dan mahasiswa,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan yayasan akan senantiasa membantu para tenaga pendidik STIKes Alifah untuk menjadi lebih baik lagi dengan membantu biaya pendidikan.
“Dosen STIKes Alifah yang berjumlah 49 orang, Alhamdulillah sudah bergelar S2 dan S3 dengan 90 persen biaya pendidikannya ditanggung yayasan. Selain itu, saat ini ada beberapa orang dosen lagi yang sedang mengambil pendidikan S3,” katanya.
“Saya mengucapkan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati. Banyak rintangan yang sudah dihadapi selama berkuliah di STIKes Alifah, tapi ambil saja sisi positifnya. Semoga ilmu yang sudah diperoleh di sini dapat bermanfaat bagi semuanya,” katanya lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah X, Afdalisma, SH, M.Pd berharap pihak kampus selalu membekali para lulusannya menghadapi dunia usaha dan dunia kerja, serta menjamin agar para wisudawan/ti bisa memperoleh pekerjaan.
“Perguruan tinggi bukan hanya mencetak lulusan, bukan hanya mencetak alumni, akan tetapi mereka juga harus bisa berikan garansi agar semua lulusannya bisa masuk ke dunia kerja. Sekarang lulusan sangat banyak. Jadi, kampus harus membekali lulusannya dengan keilmuan yang beragam, agar setelah lulus bisa langsung kerja,” katanya.
“Ini juga merupakan program dari kementerian untuk membentuk program merdeka belajar, yaitu bagaimana agar para lulusan punya potensi dan tidak canggung lagi dalam dunia usaha dan kerja,” katanya.
Editor: RF Asril