Sumbarkita – Bulan Ramadan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Di bulan ini, mereka akan melaksanakan puasa wajib selama 30 hari. Namun, pernahkah kita bertanya-tanya, mengapa bulan suci ini dinamai ‘Ramadan’? Apa rahasia di balik penamaan ini?
Kenapa disebut Ramadan?
Ramadan merupakan bulan ke 9 dalam kalender Hijriah dan mendapat gelar istimewa sebagai Sayidusy-Syuhur, yaitu penghulu segala bulan. Julukan ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Telah datang padamu bulan Ramadan, penghulu segala bulan. Maka selamat datanglah kepadanya. Telah datang bulan shaum membawa segala rupa keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu yang datang itu.” (HR Ath-Thabrani)
Secara bahasa, Ramadan berasal dari akar kata bahasa Arab ramida atau ar-ramad, yang berarti panas menyengat atau membakar. Kenapa panas? Dilansir dari unpak.ac.id, menurut Ustadz Ahmad Zarkasih dari Rumah Fiqih Indonesia, bulan Ramadan dinamakan demikian karena pada zaman dahulu, bulan ini bertepatan dengan musim panas yang sangat terik di Jazirah Arab.
Batu-batu gunung dan pasir gurun seolah terbakar pada bulan ini dari pagi hingga sore dan di malam hari akan sedikit lebih mendingin sebelum akhirnya terbakar lagi keesokan harinya. Namun, panas di sini juga bermakna kiasan. Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa Ramadan dinamai demikian karena bulan ini menjadi waktu di mana dosa-dosa hangus terbakar oleh amal saleh.
Sejarah penamaan Ramadan
Nama Ramadan bukan muncul begitu saja. Sejarah penamaan bulan ini bermula dari musyawarah bangsa Arab di Mekkah pada tahun 412 M, di masa Kilab bin Murrah (kakek Nabi Muhammad SAW ke-6). Mereka sepakat menentukan nama-nama bulan, sehingga tercipta 12 bulan dalam kalender Hijriyah, termasuk Ramadan. Namun, saat itu belum ada penomoran bulan. Barulah di masa Khalifah Umar bin Khattab, penomoran dimulai, dengan Muharam sebagai bulan pertama.