Ferialdi mengatakan meskipun hal tersebut berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD) karena pada hari itu ratusan ribu wisatawan datang menyaksikan Tabuik Dibuang Kelaut namun Pemkot Pariaman dan pihak kementerian lebih mengutamakan banyaknya wisatawan yang datang.
“Tahun lalu kunjungan wisatawan mencapai 200 ribu orang,” ujarnya.
Meskipun daerah itu tidak mendapatkan PAD dipuncak pelaksanaan Tabuik namun pihaknya meyakini kegiatan tahunan itu berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat khususnya yang berdagang.