Ia menyebut bahwa pemetaan dan standardisasi pangan lokal sebagai pondasi penting dalam pelaksanaan MBG pada masa depan.
Lebih lanjut, Defriman menyoroti perlunya indikator kesehatan masyarakat yang terukur secara jangka menengah dan panjang. Menurutnya, ukuran antropometri, prevalensi anemia, hingga performa akademik anak merupakan indikator kunci.
“Indonesia harus membangun sistem pemantauan terintegrasi antara sektor pendidikan dan kesehatan,” tuturnya.
Sistem itu, menurutnya, idealnya dapat diakses publik sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas.
Dalam pandangannya, tantangan utama justru terletak pada lemahnya koordinasi lintas sektor.
“Model yang sukses di Thailand, Filipina, hingga Brasil menunjukkan pentingnya sinergi antara sekolah, tenaga kesehatan, dan pemerintah daerah,” ujar Defriman, yang juga aktif mengadvokasi kebijakan berbasis data di Unand.