PADANG, SUMBARKITA – Presiden Joko Widodo membandingkan harga beras di Indonesia dengan sejumlah negara di Asia saat Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2022, di Istana Merdeka, Kamis (18/8/2022).
“Harga beras kita di angka rata-rata masih 10 ribuan. Coba lihat di negara lain. Kemarin saya cek di kedutaan, di Jepang harga beras Rp 66ribu, di Korsel Rp54 ribu, di Cina Rp26 ribu,” kata Jokowi seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI, Jumat (19/8/2022).
Jokowi menegaskan harga beras yang masih tergolong jauh di bawah beberapa negara itu agar bisa dipertahankan. Produksi padi di Indonesia juga didorong terus meningkat agar bisa diekspor dan ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara.
“Kita juga patut bersyukur, baru seminggu yang lalu kita mendapatkan sertifikat penghargaan dari International Rice Research Institute untuk sistem ketahanan pangan kita dan swasembada beras. Ini yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan, sehingga tidak hanya swasembada beras saja, tetapi nanti bisa ekspor beras, ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara,” kata Jokowi.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar pada 8 Agustus lalu, mengeluarkan data luas panen dan produksi padi di Sumbar sepanjang tahun 2021 lalu.
BPS Sumbar mencatat luasan panen padi di Sumbar tahun 2021 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
“Secara angka, dari 23.273 hektare menjadi 23. 273 hektare. Jika di persentase penurunannya terjadi sebesar 7,87 persen,” tulis keterangan BPS Sumbar.
Penurunan luasan panen itu, juga membuat jumlah gabah di Sumbar mengalami hal serupa.
BPS Sumbar mencatat pada 2020, produksi gabah di Sumbar mencapai 1.387.269 ton. Sementara pada 2021 produksi gabah di Sumbar 1.317.209. Artinya terjadi penurunan jumlah produksi gabah sebesar 70 ton.
Di sisi lain, secara nasional luas area panen padi di Indonesia uga mengalami penurunan, dari 10.657.274.96 hektare pada 2020, menyusut menjadi 10.411.801.22. hektar pada 2021.
Penyusutan ini juga berimbas pada menurunnya hasil produksi gabah kering secara nasional. Tercatat pada tahun 2020, produksi gabah kering mencapai 54.649.202.24 ton. Sedangkan pada 2021, produksi gabah kering hanya mencapai 54.415.294.22 ton. (*)
Editor: RF Asril