Beragam peristiwa terjadi di Sumatra Barat (Sumbar) sepanjang Kamis (21/7/2022). Kami menghadirkan kembali 2 berita paling banyak dibaca di sumbarkita.id di hari tersebut.
- Tiga Warga Tewas Tertimbun Longsor Tambang Ilegal di Solok Selatan
SUMBARKITA.ID — Sebanyak 3 orang warga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan longsoran lubang tambang emas ilegal di Jorong Talakik Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Selasa (19/7/22).
Peristiwa ini dibenarkan oleh Kapolsek Sangir Batang Hari, Iptu Dedy Syahputra yang menduga akibat human error. Dimana para korban melakukan aktivitas penambangan di lubang galian lama yang telah rapuh.
“Kejadiannya, Selasa sore. Kami tidak tahu kapan mereka masuk dan bekerja. Diduga ada kelalaian dari para korban karena beraktivitas di lubang galian lama. Diduga, mereka mengambil sisa-sisa material seperti pasir atau yang bisa untuk didulang,” ujarnya saat diwawancarai via telfon, Kamis (21/7/22).
Dedy juga mengatakan longsor tersebut kemungkinan terjadi karena warga menggali tanah bagian bawah dari lubang. Kemudian meletakkan material sisa galian di bibir lubang. Sehingga kontur tanah yang dibawah tidak bisa menopang tanah yang diatas dan terjadilah longsor ini.
“Mungkin ketika mereka menggali itu pada bagian bawahnya, sehingga lama-kelamaan kontur tanah di bagian bawah tak kuat menahan tanah yang di atas, terjadilah longsor, kenalah mereka tertimbun material longsor dari atas tersebut,” kata Dedy.
Dedy melanjutkan, butuh waktu lebih kurang 1 jam 30 menit untuk proses evakuasi. Saat ini 3 orang korban tersebut sudah dibawa ke rumah duka.
Dedy menyebutkan identitas ketiga warga tersebut adalah Jazam (50), Syahrial (45), dan Juli Saputra (16). Mereka semua merupakan warga Jorong Koto Tuo Nagari Ranah Pantai Cermin, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kab. Solok Selatan.
Dedy juga mengatakan sebenarnya di sana banyak juga masyarakat yang menambang emas di lubang tambang yang lain. Paktek tersebut, lanjutnya, ilegal dan sangat membahayakan karena kurangnya keamanan.
“Kita sudah sering memperingatkan bahkan sampai memberikan penindakan, namun masyarakat mengeluh karena satu-satunya mata pencarian mereka adalah itu,” ungkapnya.
“Namun bagaimana lagi mereka mengatakan tidak memiliki pekerjaan lain bahkan tidak ada ladang untuk berladang,” lanjutnya.
Dedy mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan penindakan agar kejadian serupa tidak terulang lagi. (fajar)
- Alasan Pertamina Pilih Kota Pariaman Uji Coba Penggunaan Aplikasi MyPertamina
SUMBARKITA.ID — Kota Pariaman merupakan daerah kelima di Sumatra Barat (Sumbar) yang dipilih Pertamina untuk registrasi pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bagi pemilik kendaraan roda empat.
Section Head Communication Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumatra Utara (Sumbagut), Agustiawan kepada SumbarKita menyebut pemilihan Kota Pariaman, setelah sebelumnya terdapat empat daerah di Sumbar yang menerapkan kebijakan terbaru itu bukan karena alasan yang spesifik.
“Pemilihan ini dilakukan secara acak. Hanya melihat sejauh apa penerimaan masyarakatnya terhadap perubahan,” katanya, Kamis (21/7/2022).
Hal ini bukan berarti daerah-daerah lain di Sumbar tidak akan diberlakukan hal serupa. Sebab ke depan, seluruh daerah di Sumbar akan menerapkan aturan atau kebijakan yang sama.
“Untuk tahap pertama ini Kota Pariaman merupakan daerah tambahan setelah Kota Bukittinggi, Padang Panjang, Kabupaten Agam dan Tanah Datar yang sudah dilaksanakan sejak 1 Juli kemarin,” ungkapnya.
Agustiawan menjelaskan hingga saat ini Pertamina belum mewajibkan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM bersubsidi.
“Masyarakat masih bisa membeli seperti biasa atau konvensional, masih bisa bayar pakai uang kes. Perlu dipahami masyarakat, Pertamina tidak memaksa menggunakan aplikasi untuk membeli BBM. Ini perlu dijelaskan agar tidak ada yang salah paham,” katanya,
Program yang saat ini tengah berjalan, kata Agustiawan, merupakan sosialisasi untuk registrasi bagi masyarakat yang memiliki kendaraan roda empat melalui website subsiditepat.mypertamina.id.
“Dan ini pun, baru sebatas proses registrasi. Bukan pemberlakukan penggunaan aplikasi untuk mengisi BBM,” jelasnya.
Program yang tengah berjalan merupakan upaya Pertamina untuk mendata kendaraan atau masyarakat yang betul-betul layak mendapatkan BBM bersubsidi.
“Ini hanya registrasi, untuk pendataan. Implementasinya masih belum ada, kami masih menunggu instruksi dari pemerintah,” katanya. (rian)