Sumbarkita – Pengamat politik Universitas Andalas, Prof. Asrinaldi, menyayangkan fenomena Pilkada di Sumatera Barat (Sumbar) yang hanya memiliki pasangan calon tunggal atau melawan kotak kosong, seperti yang terjadi di Dharmasraya.
Menurutnya, kondisi ini merupakan kemunduran dalam demokrasi dan tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi yang sebenarnya.
“Fenomena ini mengabaikan aspirasi masyarakat dan menafikan makna putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Partai politik seolah memborong semua kursi dan mengarahkan pilihan pada satu pasangan calon. Ini sangat tidak sehat untuk demokrasi,” ujar Asrinaldi saat dihubungi Sumbarkita, Jumat (30/8).
Seperti diketahui, hingga penutupan pendaftaran di KPU, hanya pasangan Anisa Suci Rahmadani dan Leli Arni yang mendaftar sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Dharmasraya. Pasangan ini didukung oleh sembilan partai peraih kursi pada Pileg 2024, yakni Gerindra, PDIP, PKB, PPP, Hanura, PKS, Demokrat, PAN, dan Golkar.
Guru Besar Ilmu Politik Unand itu menjelaskan bahwa demokrasi yang sehat seharusnya memungkinkan adanya kontestasi dan partisipasi.
“Bagaimana masyarakat bisa berpartisipasi jika tidak ada kontestasi?” tanyanya.