Dalam Peran TNI-AU Pada Masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia Tahun 1948-1949 (2001) disebutkan bensin udara yang diciptakan Sutan Aswar untuk pertama kalinya diuji coba pada bulan Maret 1948.
Percobaan ini dilakukan Sutan secara kebetulan. Saat itu sebuah Pesawat Avro Anson mendarat darurat kehabisan bahan bakar di Jambi. Tanpa pikir panjang, Sutan dengan berani mengatakan bahwa bensin udara yang ia ciptakan itu dapat digunakan.
Percobaan pertama itu berhasil, pesawat yang mendarat darurat itu bisa kembali terbang dengan sempurna. Setelah itu, bensin udara buatan Sutan Aswar mulai digunakan pada beberapa jenis pesawat seperti Dakota, Catalina, Avron Anson, dan Sentinel.
Irna Hanny Nastoeti Hadi Soewito dalam Awal Kedirgantaraan Indonesia di Indonesia (2008) menyebut, sejak uji coba pertama itu berhasil, produksi bensin udara di Jambi terus ditingkatkan.
Lewat berbagai cara bahan bakar ini dikirim ke berbagai wilayah. Bahan bakar milik Sutan Aswar ini dikirim melewati Sungai Batang Hari dan Sungai Dareh hingga akhirnya dibawa ke Tanjung Semelidu. Dari sana, bensin itu akan dikirim ke Bukittinggi dan baru disebar ke seluruh jawatan minyak di Indonesia.
Penemuan Sutan Aswar ini seolah menjadi jawaban bagi Angkatan Udara Republik Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Sebab saat itu bensin udara peninggalan Jepang telah menipis.
Sementara bensin udara impor juga membutuhkan biaya tinggi dan juga kerap terganggu karena tentara Belanda terus menerus mencoba untuk merebut kemerdekaan yang telah diperoleh Bangsa Indonesia kala itu. (*)
Editor: RF Asril