SUMBARKITA.ID – Pemerintah pusat secara resmi mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Presiden Jokowi mengatakan, keputusan itu mengacu pada tingkat imunitas masyarakat Indonesia yang telah mencapai lebih dari 98 persen.
“Imunitas kita berada di angka 98,5 persen di bulan Juli. Itu yang kita pakai, bahwa kekebalan imunitas kita sudah sangat baik sehingga tidak perlu seperti negara lain harus mengadakan PCR lagi di bandara,” kata Jokowi dalam keterangannya secara virtual di Jakarta, Jum’at (30/12/2022).
Menanggapi hal tersebut, Anggota DPR Komisi VIII Lisda Hendrajoni meyakini keputusan itu dilandasi dengan kajian pendekatan saintifik dan bukan mendadak. Ia menyambut baik keputusan presiden tersebut.
“Ya, semuanya tentu sudah ada kajiannya. Kami pun menyambut baik keputusan tersebut. Namun tetap hati-hati dan waspada mengingat masa pasca PPKM,” ujarnya, Sabtu (31/12/2022).
Lisda menyebut, sekitar dua tahun masa Pandemi Covid-19 adalah periode yang sangat mencekam bagi masyarakat, karena hidup dalam kondisi anti silaturahmi. Bahkan, kata dia, bisa dikatakan masa-masa tanpa relasi dan hidup menjadi egois karena harus diasingkan sesama tetangga, masa dimana gerak ekonomi menjadi stagnan dan melumpuhkan.
“Alhamdulillah, PPKM sudah resmi dicabut oleh pemerintah dan masyarakat bisa lebih leluasa bergerak tanpa protokol kesehatan (prokes). Namun demikian, kami tetap mengingatkan agar prokes ini tetap menjadi perhatian dalam keseharian. Sekarang masyarakat harus bersatu dan diarahkan untuk fokus melakukan recovery pertumbuhan ekonomi nasional,” ucapnya lagi.
Srikandi NasDem ini mengatakan, pencabutan PPKM adalah konsekuensi logis setelah pandemi terus melandai. Namun, ia tetap mengingatkan masyarakat Indonesia tetap waspada karena di sejumlah negara lain Covid-19 masih tetap berkecamuk.
“Pergerakan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ekonomi domestik sebagai salah satu penyanggah pertumbuhan, karena situasi global masih dibayangi resesi. Penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 260 juta jiwa merupakan market yang maha besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” kata politisi asal Sumbar itu.
Lisda berujar, upaya mengatasi pandemi Covid-19 adalah keberhasilan bersama seluruh komponen bangsa, bukan hanya keberhasilan pemerintah, partai politik, ataupun koalisi.
“Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran penting bagi kita tentang hidup berbangsa dan bernegara, bahwa keberhasilan pembangunan suatu negara tidak luput dari kebersamaan, gotong royong, dan melibatkan seluruh unsur lapisan masyarakat tanpa kecuali,” tuturnya. ***