PADANG PARIAMAN, SUMBARKITA.ID – Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman tengah galau menghadapi kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tak kunjung berakhir. Apalagi sampai saat ini belum ada tanda-tanda Kasus PMK akan turun.
Kegalauan ini terjadi akibat stok Vaksin yang disediakan untuk Kabupaten Padang Pariaman sangat terbatas. Dari 44 ribu sapi dan kerbau yang ada di Padang Pariaman, baru 2.500 yang telah mendapatkan vaksin.
Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnakkeswan Kabupaten Padang Pariaman, Devi Yanti mengungkapkan penanganan kasus PMK di Padang Pariaman belum berjalan maksimal. Faktor terpentingnya karena keterbatasan Vaksin yang diberikan ke Padang Pariaman.
“Kabupaten Padang Pariaman hingga kini masih berstatus zona merah PMK. Stok Vaksin untuk Padang Pariaman tidak cukup. Dari 44 ribu jumlah sapi dan kerbau, baru 2.500 ternak yang sudah menerima vaksin,” kata Devi kepada SUMBARKITA.ID, Senin (22/8/2022).
Dikatakannya, jumlah vaksin tersebut masih sangat kurang. Mengingat kasus yang terjangkit di Padang Pariaman sudah mencapai 2.295 ekor ternak.
“Total ternak di Padang Pariaman ada 44 ribu. Sedangkan yang sudah terjangkit 2.295 ekor. Kemudian Vaksin hanya 2.500. Sangat kurang, karena vaksin hanya lebih sedikit dari jumlah kasus PMK,” katanya.
Dalam penanganan PMK ini disampaikan Devi tidak boleh tanggung-tanggung. Ini dikarenakan penyebarannya sangat cepat. Bahkan bisa juga melalui angin.
“Untuk itu juga, hingga sekarang belum kami temukan tanda-tanda akan adanya penurunan kasus PMK di Padang Pariaman atau masih ditemukannya penambahan kasus ternak yang terjangkit penyakit itu. Ini karena penyebarannya cepat dan mudah. Melalui angin bisa tersebar ke ternak lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, permasalahan yang dihadapi pihaknya selama menangani PMK yaitu banyaknya warga yang tidak melaporkan ternaknya mengalami sakit dan kekurangan obat untuk mengobati penyakit sesuai gejala yang dialami ternak. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha