MTQ kali ini mempertandingkan sembilan cabang, yaitu Tilawah, Tartil, Hifzh, Syarhil Qur’an, Kitab Standar, Musabaqah Menulis Ilmiah Al-Qur’an (M2IQ), Khutbah Jum’at dan Azan, Kaligrafi, serta Da’i Cilik.
Kegiatan utama dipusatkan di Masjid Istiqomah, namun beberapa cabang lainnya juga diselenggarakan di venue-venue berbeda, seperti Masjid Munawarah Koto Tangah, Masjid Al Amanah Kubu Gadang, dan MAN 2 Payakumbuh.
Dalam pelaksanaannya, MTQ ini melibatkan 227 kafilah dari lima kecamatan di Kota Payakumbuh, masing-masing dari Kecamatan Lamposi Tigo Nagari, Payakumbuh Barat, Payakumbuh Utara, Payakumbuh Timur, dan Payakumbuh Selatan.
MTQ ke-41 tingkat Kota Payakumbuh ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga sebagai momen kebersamaan dalam membangun kesadaran akan pentingnya nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan masyarakat.
Sementara itu Kakan Kemenag Kota Payakumbuh Joben, mengatakan bahwa sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1968, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) telah memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap Al-Qur’an.
“Setiap tahun, kita dapat melihat peningkatan signifikan dalam jumlah pesantren Al-Qur’an dan lembaga penghafal Al-Qur’an yang terus bertumbuh,” ujarnya.
Joben juga menyoroti perkembangan pesat dalam cabang dan golongan yang dipertandingkan pada MTQ dari waktu ke waktu. Hal ini, menurutnya, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung penyelenggaraan MTQ demi mewujudkan masyarakat yang religius dengan akhlak Qur’ani.
“Saya optimis, MTQ ini tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga memperkuat sinergi dalam membangun keberagaman, perekonomian, serta kesejahteraan masyarakat Kota Payakumbuh menuju masa depan yang lebih maju,” pungkasnya.
Musabaqah ini diharapkan mampu memperkokoh tali silaturahmi antar-kafilah dan mendorong terciptanya kebersamaan yang lebih erat di antara seluruh elemen masyarakat.